Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Lebih Menyukai Produk Impor karena Gengsi

Kompas.com - 15/10/2015, 19:18 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko mengatakan, pemerintah daerah terus mendorong masyarakatnya meningkatkan produksi dalam negeri. Meski begitu, ia menyesalkan masih banyak masyarakat yang lebih suka mengkonsumsi produk luar negeri daripada produk lokal.

"Masyarakat kita masih banyak berpikir barang luar negeri lebih bagus dan prestige," ujar Heru dalam acara sosialisasi Desk Khusus Investasi sektor Tekstil dan Sepatu di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/10/2015).

Misalnya, sebut Heru, dalam sektor pangan, bahan baku kedelai pada tempe yang sehari-hari dikonsumsi, masih banyak yang impor. Ada juga daging sapi impor yang dianggap kualitasnya lebih bagus, padahal di dearah banyak peternakan sapi.

Dalam sektor tekstil, kata Heru, masih banyak yang berpikir baju impor lebih bergengsi ketimbang baju buatan negeri sendiri seperti batik. "Bukannya kami anti-barang impor karena kita masih butuhkan juga, terutama yang tidak diproduksi kita," kata Heru.

Pemprov Jateng telah menerapkan hari-hari tertentu untuk mengenakan baju buatan lokal. Pada haris Selasa, mereka mengenakan pakaian tenun lurik. Pada hari Rabu hingga Jumat, mereka mengenakan batik. Heru mengatakan, aturan tersebut hanya imbauan, bukan kewajiban.

Ia menganggap, dengan cara seperti itu, kecintaan masyarakat dengan produk lokal akan bertambah.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com