Kemudian porsi posisi cadangan devisa di Dana Moneter Internasional (IMF) atau reserves position in the Fund sekitar 0,2 persen atau 204 juta dollar AS. Lalu cadangan devisa lain 94,57 persen atau 96,2 miliar dollar AS.
Ekonom Senior Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, volatilitas rupiah masih akan terjadi pada tahun ini, walaupun terbatas.
Dia melihat, tantangan global yang menghadang akan datang dari segala penjuru.
Selain perbaikan ekonomi AS dan India, memburuknya ekonomi di China dan Eropa juga bisa berefek ke dalam negeri.
Jika Negeri Paman Sam dan India melakukan pengetatan likuiditas, China dan Eropa melakukan hal sebaliknya.
Terus merosotnya harga minyak dunia dan harga komoditas juga akan menyebabkan ekspor berbasis sumber daya alam melemah.
Sementara impor bahan baku seperti kapas dan farmasi diperkirakan akan meningkat.
Kondisi itulah yang membuat terjadinya ketimpangan antara realisasi ekspor dan impor.
Oleh karena itu Andry memprediksi, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada tahun ini akan ada di kisaran Rp 14.300 per dollar AS.
Senada dikatakan oleh Kepala Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih.
Dengan tekanan yang ada, Lana memprediksikan rupiah akan ada di posisi Rp 13.842 per dollar AS.
Sementara itu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja negara (APBN) 2016, asumsi kurs rupiah sebesar Rp 13.900 per dollar AS, dengan pertumbuhan ekonomi di level 5,3 persen dan inflasi 4,7 persen. (Amailia Putri Hasniawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.