Bank Sentral berharap revisi DNI mampu mendongkrak dana investasi asing atau foreign direct investment (FDI).
"Paket kebijakan kesepuluh ini akan memiliki dampak yang besar bagi perekonomian nasional," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (11/2/2016).
Alasannya, kata Agus, kebijakan teranyar pemerintah itu merupakan jawaban atas persoalan struktural ekonomi Indonesia selama ini.
BI juga menyatakan bahwa peran investasi asing masih sangat dibutuhkan untuk mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi di 2016.
Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi nasional hanya bergerak di sekitar 4,7 persen. "Di 2016 reformasi struktural perlu dilanjutkan sehingga nanti peran swasta akan lebih menonjol," kata Agus.
Jangan Harapkan Ekonomi Global
Lebih jauh Agus menjelaskan, Indonesia tidak boleh berharap banyak pada pertumbuhan ekonomi global.
Menurut Agus, ekonomi China masih akan tumbuh pelan hingga beberapa tahun ke depan.
Sementara itu harga komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia yakni CPO dan batubara juga masih turun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.