Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Bali Kecewa, Pemerintah Jokowi Masih Bergeming soal Reklamasi Teluk Benoa

Kompas.com - 29/02/2016, 17:32 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Masyarakat Bali yang tergabung dalam Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBali) menyesalkan pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla yang hingga hari ini belum mengambil sikap terkait rencana reklamasi Teluk Benoa, yang dilakukan oleh grup Artha Graha, yakni PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI).

“Tiga tahun rakyat ini berjuang. Rakyat tidak mendapatkan informasi yang jelas, tidak ada proses transparansi dan partisipasi yang baik, sampai kemudian hari ini rakyat Bali sadar dan kemudian seluruh masyarakat pesisir menolak reklamasi Teluk Benoa. Sepertinya pemerintah hingga hari ini tetap bergeming,” kata Koordinator ForBali Wayan ‘Gendo’ Suardana, ketika audiensi dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, di Jakarta, Senin (29/2/2016).

Dalam kesempatan tersebut Gendo menjelaskan lagi kronologis dari penolakan masyarakat Bali terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa.

Pada tahun 2012 Gubernur Bali saat itu yakni Made Mangku Pastika mengeluarkan SK reklamasi secara diam-diam.

Diterbitkannya SK tersebut baru diketahui oleh publik melalui media, pada Juli 2013.

“Ketika diprotes, Gubernur bukannya berhenti tapi mencabut SK pertama dan mengeluarkan SK berikutnya yang isinya kemudian mundur satu langkah mejadi studi kelayakan. Proses ini pun kemudian diprotes masyarakat. Lagi-lagi, Gubernur tidak berhenti sampai di situ,” ungkap Gendo.

Gubenur Bali, sebut Gendo, meminta waktu sampai Universitas Udayana menyampaikan hasil studi kelayakan.

Dia juga menjanjikan apabila hasil studi kelayakan menunjukkan tidak layak dilakukan reklamasi di Teluk Benoa, maka rencana reklamasi akan dihentikan.

Kemudian, pada September 2013 Universitas Udayana pun memaparkan hasil studi kelayakan yang isinya memang reklamasi tidak layak dilakukan.

Gendo menyesalkan, janji Gubernur Bali tidak ditepati.

“Kemudian investor malah meminta lima kampus besar, profesor dari kampus besar untuk membuat kajian atas hasil studi Universitas Udayana, yaitu ITB, IPB, UGM, ITS, dan Unhas. Dan hasilnya, sesuai prediksi kami, berkebalikan dari Universitas Udayana,” terang Gendo.
Diloloskan pemerintahan SBY

Gendo lebih lanjut menerangkan, hasil kajian dari lima universitas itulah yang menjadi dasar investor dan Gubernur Bali untuk terus berupaya mereklamasi Teluk Benoa.

Pada 30 Desember 2013, Gubernur Bali meminta kepada pemerintah pusat agar mengubah tata ruang Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) yang diatur dalam Perpres 45 tahun 2011.

“Khususnya kawasan Teluk Benoa yang tadinya statusnya kawasan konservasi menjadi pemanfaatan. Permintaan itu sudah jelas sekali berupaya mencoret status konservasi Teluk Benoa, agar bisa direklamasi,” imbuh Gendo.

“Pada 2014 permintaan Gubernur diamini oleh Pak Presiden SBY. Akhinya pada 30 Mei 2014, terbitlah Perpres 51 tahun 2014, sebagai perubahan rencana tata ruang Sarbagita,” kata dia lagi. (Lihat : Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 51 tahun 2014)

Saat ini Gendo menegaskan, masyarakat 23 desa di pesisir Teluk Benoa mendesak pemerintah Jokowi-JK untuk segera mencabut Perpres 51 tahun 2014 tersebut.
(Baca: Susi: Kondisi Hutan Bakau di Teluk Benoa Menyedihkan Sekali)

Sebabnya, beleid itu jelas-jelas mengakomodasi kepentingan investor Teluk Benoa.

Salah satu indikasinya jelas terlihat pada Pasal 101 A ayat (6) yang menyebutkan, revitalisasi dengan cara reklamasi paling luas 700 hektare (ha).

“Yang membuat kami terheran-heran, isi dari pasal 101 A itu sama persis dengan pernyataan pihak Artha Graha tanggal 28 Januari 2014 di Harian KOMPAS atau  tiga bulan sebelum Perpres 51 tahun 2014 terbit,” ucap Gendo.

Dalam pemberitaan di Harian KOMPAS edisi 28 Januari 2014, investor menyatakan bahwa mereka akan mereklamasi atau merevitalisasi seluas 700 ha.

“Artinya, dugaan kami tidak ada sesuatu yang kebetulan. Agak aneh kemudian apabila pasal 101 A sama dengan pernyataan investor tiga bulan sebelumnya,” ucap Gendo.

“Kedua, terjadi manipulasi dan upaya-upaya kekuasaan untuk memuluskan investor agar bisa mereklamasi Teluk Benoa. Pada detik itulah kami berfikir negara kalah dengan korporasi. Negara kita kalah dengan perusahaan,” tukas Gendo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com