Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Masih Berpotensi Pangkas Suku Bunga 25 Basis Poin Sekali Lagi

Kompas.com - 18/03/2016, 20:12 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Riset PT Mandiri Sekuritas menyebutkan bahwa bank sentral masih berpotensi untuk memangkas suku bunga sekali lagi sebesar 25 basis poin menjadi 6,5 persen.

Pemangkasan suku bunga acuan diperkirakan akan terjadi di April 2016, berdasarkan riset yang disusun Leo Rinaldy, Ekonom Mandiri Sekuritas, serta Wisnu Trihatmojo, Asisten Riset Mandiri Sekuritas.

"Kemungkinan tersebut, menurut kami, adalah hal yang mungkin dengan asumsi risiko domestik dan eksternal yang terukur (manageable) pada periode tersebut," papar Leo, melalui rilis ke Kompas.com, Jumat (18/3/2016).

Dalam paparan mereka, Mandiri Sekuritas menilai tekanan inflasi akan sejalan dengan target Bank Indonesia sebesar 4 persen ± 1 persen.

Inflasi inti berlanjut akan flat 3,6 persen year-on-year (kemungkinan hingga akhir semester I 2016) dan inflasi indeks harga konsumen (headline inflation) dapat lebih rendah karena pemerintah berniat memangkas harga bahan bakar minyak (BBM) pada April 2016.

Di sisi lain, rupiah diprediksi akan tetap tenang pada semester I 2016. Produk derivatif non-deliverable forward (NDF) kontrak 3-bulan rupiah saat ini ditransaksikan pada nilai Rp 13.231 per dollar AS, di mana volatilitas nilai tukar berlanjut melunak.

"Sebagai tambahan, kami meyakini penurunan BI rate kemarin sebaiknya dibarengi dengan beberapa langkah," tambah Leo.

Langkah tersebut seperti, pertama, kebijakan lain, seperti penurunan suku bunga instrumen OMO secara berkelanjutan dan juga menurunkan rasio giro wajib minimum (GWM) jika diperlukan.

Kedua, belanja fiskal yang kuat untuk mendukung pengganda (multiplier) belanja dan likuiditas.

Mandiri Sekuritas Instrumen Operasi Moneter Bank Indonesia.
Pangkas Suku Bunga

Setelah dua hari rapat dewan gubernur (RDG), bank sentral memutuskan untuk memangkas BI rate, suku bunga deposit facility, dan lending rate dan berurutan dalam 3 bulan terakhir. Penurunan masing-masing sebesar 25 basis poin menjadi 6,75  persen, 7 persen, dan 4,75 persen.

"Realisasi itu sejalan dengan prediksi kami di Mandiri Sekuritas," lanjut Leo.

BI memprediksi pelonggaran moneter tersebut dapat mendorong momentum pertumbuhan dan pada saat yang sama menjaga stabilitas ekonomi.

Menurut Mandiri Sekuritas, pernyataan yang menarik kemarin adalah dewan gubernur BI akan hati-hati dalam menetapkan pelonggaran kebijakan selanjutnya berdasarkan penilaian terhadap kondisi domestik dan global.

Penurunan suku bunga instrumen operasi pasar terbuka (open market operation/OMO) itu dilakukan untuk lebih mengefektifkan transmisi moneter.

Dari sisi ekonomi, BI juga menilai pertumbuhan kuartal I 2016 lebih cepat daripada kuartal sebelumnya, di atas 5,1 persen year-on-year (dibanding 5 persen year-on-year pada kuartal IV 2015), didorong oleh permintaan domestik.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9,03 Persen Penduduk RI Masih Miskin, BPS: Tingkat Kemiskinan yang Terendah dalam 1 Dekade

9,03 Persen Penduduk RI Masih Miskin, BPS: Tingkat Kemiskinan yang Terendah dalam 1 Dekade

Whats New
Kinerja Anak Perusahaan Apik, Laba Bersih Konsolidasi Bank Mandiri Capai Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Kinerja Anak Perusahaan Apik, Laba Bersih Konsolidasi Bank Mandiri Capai Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Menilik Pertumbuhan Masyarakat di Sekitar Kawasan Smelter di Sulawesi Dulu dan Kini

Menilik Pertumbuhan Masyarakat di Sekitar Kawasan Smelter di Sulawesi Dulu dan Kini

Whats New
Bank Indonesia Buka Lowongan Magang untuk Mahasiswa di Jabodetabek, Berminat?

Bank Indonesia Buka Lowongan Magang untuk Mahasiswa di Jabodetabek, Berminat?

Whats New
Tak Berubah, LRT Jabodebek Tetap Operasikan 336 Perjalanan Per Hari

Tak Berubah, LRT Jabodebek Tetap Operasikan 336 Perjalanan Per Hari

Whats New
Survei Seismik 3D di Wilayah Indonesia Timur Selesai, Peluang Eksplorasi Blok Migas Baru Makin Terbuka

Survei Seismik 3D di Wilayah Indonesia Timur Selesai, Peluang Eksplorasi Blok Migas Baru Makin Terbuka

Whats New
CIMB Niaga Genjot Pembiayaan KPR Hijau

CIMB Niaga Genjot Pembiayaan KPR Hijau

Whats New
Tingkat Ketimpangan Kaya-Miskin di RI Turun Per Maret 2024, Ini Pemicunya

Tingkat Ketimpangan Kaya-Miskin di RI Turun Per Maret 2024, Ini Pemicunya

Whats New
Dukung Produk Lokal Kalsel, Arutmin Dirikan Galeri UMKM Nawasena

Dukung Produk Lokal Kalsel, Arutmin Dirikan Galeri UMKM Nawasena

Whats New
Nasabah Minta OJK Kembalikan Izin Usaha Kresna Life

Nasabah Minta OJK Kembalikan Izin Usaha Kresna Life

Whats New
Bagi Hasil Pertama Sukuk ESG BSI Bakal Dibayarkan September 2024

Bagi Hasil Pertama Sukuk ESG BSI Bakal Dibayarkan September 2024

Whats New
Matahari Department Store Tutup 1 Gerai, Asosiasi Ritel Sebut Hal Lumrah

Matahari Department Store Tutup 1 Gerai, Asosiasi Ritel Sebut Hal Lumrah

Whats New
Koper Penumpang Hilang Dicuri, Lion Air Ingatkan Ketentuan Membawa Barang Berharga di Pesawat

Koper Penumpang Hilang Dicuri, Lion Air Ingatkan Ketentuan Membawa Barang Berharga di Pesawat

Whats New
Jumlah Penduduk Miskin RI Turun Jadi 25,22 Juta Orang Per Maret 2024

Jumlah Penduduk Miskin RI Turun Jadi 25,22 Juta Orang Per Maret 2024

Whats New
Google Mengaku Akan Terbuka atas Kasus Dugaan Monopoli

Google Mengaku Akan Terbuka atas Kasus Dugaan Monopoli

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com