Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta Harga Daging di Bawah Rp 87 Ribu saat Lebaran, Apa Strategi Pemerintah?

Kompas.com - 27/04/2016, 09:00 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta menteri-menteri untuk mampu mengendalikan harga pangan saat Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah mendatang.

Khusus untuk komoditas daging, Jokowi meminta menteri-menteri menekan harga hingga di bawah Rp 87.000 per kilogram.

"Saya ingin harga (daging) itu betul-betul, paling tidak kurang dan lebih di angka Rp 87 ribu," ujar Jokowi dalam pembukaan rapat terbatas di Kantor Presiden kemarin, Selasa (26/4/2016).

Menurut Jokowi, para menteri masih punya waktu 2,5 bulan untuk memikirkan strategi apa demi menekan harga daging saat hari Lebaran.

Copot pejabat

Saat konferensi pers setelah rapat, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan bahwa Presiden juga menyoroti ribetnya perizinan di tingkat kementerian.

Izin-izin itulah yang menurut Presiden menghambat kebijakan pemerintah menekan harga daging.

Bahkan, Presiden terang-terangan meminta kepada sang menteri untuk mencopot pejabat yang memperlambat kebijakan pemerintah dalam hal menekan harga daging.

"Birokrasi yang memberikan peizinan di kementerian tertentu, yang mempersulit izin, memperlambat, Presiden memerintahkan untuk diganti dan dicopot," ujar Pramono.

"Jadi tidak boleh bermain-main dengan hal yang berkaitan dengan ketersediaan masyarakat dlm rangka menyambut Ramadhan," kata dia.

Permintaan rasional

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menilai, permintaan Presiden rasional. Pihaknya telah memikirkan beberapa strategi supaya harga daging sapi di pasaran tertekan sesuai arahan Presiden.

Caranya, Kementerian akan memotong rantai pasokan. Stok daging tidak lagi dipasok dari daerah yang mematok harga daging tinggi, melainkann dari daerah yang mematok harga daging rendah, yakni Nusa Tenggara Timur.

"Sekarang, rata-ratanya itu Rp 100.000 sampai Rp 120.000 per kilogram. Tapi dari NTT itu Rp 85.000," ujar Amran usai rapat.

Dengan demikian, harga daging rata-rata akan tertekan. Namun, rencana pertama ini masih diganjal persoalan lain, yakni distribusi daging.

Dari delapan kapal yang direncanakan dijadikan kapal sapi dari NTT, baru satu kapal yang terealisasi. Amran pun akan mendorong Kementeran Perhubungan mempercepat pengadaan kapal sapi tersebut.

Rencana kedua, Kementan telah mensasar beberapa negara yang mematok harga daging lebih murah. Amran masih merahasiakan negara mana yang disasar. Rencananya, daging akan didatangkan dari negara tersebut.

"Karena kami melihat ada negara-negara yang mengimpor daging. Ada negara yang harga dagingnya lebih rendah. Kami sudah mengundang mereka. Tinggal tunggu saja," ujar Amran.

Polisi mengawal

Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menegaskan, Polisi mengawal dinamika harga saat Ramadhan. Polisi di tingkat daerah telah memahami prosedur pengecekan dugaan pidana jika terjadi gejolak harga secara tiba-tiba.

"Kami monitor, kalau ada kenaikan harga, ya akan diselidiki, apa penyebabnya. Kalau ada pasokan kurang, diselidiki lagi, kenapa pasokan berkurang? Kalau ada penyimpangan ya kami cari siapa pelakunya," ujar Badrodin.

"Tapi kalau memang stoknya terbatas, pihak yang bertanggungjawab yang bisa mengusahakan, ya misalnya Bulog, bukan masuk pidana," lanjut dia.

Jelang Lebaran, Badrodin akan mengumpulkan kepala satuan wilayah untuk menegaskan kembali prosedur pengecekan dugaan pidana pada harga pangan. Ia ingin seluruh Polisi memahami prosedur tersebut.

Kompas TV Penjualan Daging Sapi Sepi Akibat Antraks
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com