Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberharga Apa “Nama” Perusahaan Anda?

Kompas.com - 29/04/2016, 11:08 WIB
Muhamad Malik Afrian

Penulis

KOMPAS.com – “What’s in a name,” tulis William Shakespeare, pujangga abad pertengahan. Sebagian orang menerjemahkannya sebagai “apalah arti sebuah nama”, sebagian yang lain mengartikannya sebagai “inilah pentingnya sebuah nama.”

Apapun versi terjemahan yang Anda lebih setujui, nama merupakan barang penting sekarang apalagi bila melekat pada perusahaan dan produk. Kemelekatan orang terhadap merek—nama untuk usaha maupun produk—menjadi patokannya.

Sebut saja merek Apple. Meski pangsa pasarnya tak pernah sebesar Microsoft, Apple adalah jawaranya brand. Ukurannya dari nilai merek di pasar saham dan keterikatan konsumen loyal pada produk keluaran Apple.

Nilai merek

Meski berulang kali diberitakan produk iPhone seharusnya berharga lebih murah dengan merujuk pada komponen-komponen di dalamnya, Apple—pabrikan pembuat iPhone—bergeming.

Hubungan antara kualitas, keelokan produk atau pengemasan layanan, dan brand ibarat ayam dan telur, tidak lagi dapat dipastikan mana yang lebih dulu, tetapi saling mempengaruhi.

Apple menjadi contoh brand sukses global, dengan kembali merajai peringkat 500 brand dunia, hasil survei Brand Finance yang dilansir pada Februari 2016.

Dari Indonesia, ada PT Telkom Indonesia (Telkom) yang menempati posisi puncak 100 brand dalam negeri, merujuk hasil survei lembaga yang sama yang dilansir pada Oktober 2015.

Telkom Indonesia juga menempati posisi perusahaan telekomunikasi dengan nilai brand tertinggi se-Asia Tenggara.

Dalam daftar 500 Brand Telecoms Global 2016 dari Brand Finance, perusahaan pelat merah ini berada di posisi 48, naik dari peringkat 50 pada laporan serupa pada 2015, mengungguli Singtel dari Singapura di posisi 51, PLDT dari Filipina di urutan 64, dan TM dari Malaysia di peringkat 85.

Doc. Telkom Indonesia Telkom mendukung revolusi digital melalui internet on fiber

Dalam setiap publikasinya, Brand Finance memberikan penjelasan dan ilustrasi tentang definisi merek yang mereka survei, sebelum menjelaskan metodologi pemeringkatan.

Bila secara umum merek terfokus pada ekspektasi dan opini para pelanggan, pegawai, dan pihak terkait atas “nama” produk atau perusahaan, maka Brand Finance menambahkan faktor nilai dari perusahaan pemilik “nama” itu.

Sederhananya, bila Telkom adalah “brand” yang kita ambil sebagai contoh, maka Indihome dan inovasi lain Telkom bisa mewakili “branded business” dalam wadah besar PT Telkom Indonesia. Rujukan yang dipakai Brand Finance dalam analisis pemeringkatan merek ini adalah ISO 10668.

Merujuk standardisasi internasional tersebut, merek mencakup semua hal terkait pemasaran tak terbatas nama, istilah, tanda, simbol, logo, tetapi segala hal yang membangun asosiasi di benak pelanggan dan para pihak yang berkepentingan, sehingga timbul manfaat ekonomi.

“Saat ini kami terus berupaya menjadi digital Company. Karena itu, inovasi perlu dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan dalam meningkatkan pelayanan dan produk yang dihasilkan,” ungkap Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo, soal kunci perusahaannya membangun dan menjaga nilai brand.

Inovasi

Bagi para pebisnis, membangun brand merupakan tantangan tersendiri. Produk bagus dan harga kompetitif tidak selalu menjamin brand-nya melejit. Bagi perusahaan yang sudah berjalan dan menghasilkan pendapatan, tantangan terbesarnya ada pada inovasi produk dan atau layanan.

SHUTTERSTOCK Pada 2014 lalu Bank Pembangunan Asia (ADB) menempatkan Jepang sebagai negara paling efisien dalam mengembangkan kreativitas menjadi inovasi.

Situs web marketeers.com menyebut inovasi dan fokus pada pilihan bidang usaha merupakan salah satu faktor penting penentu kesuksesan sebuah brand. Situs ini memberikan contoh  kompetisi merek kedai minuman.

Boleh saja sebuah kedai hanya melekatkan mereknya pada bahan utama minuman yang mereka jual. Namun, inovasi dalam meracik bahan yang sama itu menjadi penentu pemilik merek tetap bisa bersaing di tengah kehadiran aneka merek kedai di lini bisnis tersebut.

Satu hal, ibarat adagium “makin tinggi pohon, empasan angin terasa makin kencang”, mengangkat dan menjaga nilai brand pun akan semakin penuh tantangan ketika nilai perusahaan bertambah. Tak cukup bersandar pada klaim kualitas, upaya itu butuh pula sentuhan dari pengemasan dan kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan atau pihak terkait.

Rumus soal inovasi tersebut juga dapat dilihat pada brand Telkom. Selain meluncurkan beragam produk—baik langsung maupun lewat anak usaha—perusahaan pelat merah ini membuat pula sejumlah terobosan lain.

Di antara inovasi itu adalah penyediaan wifi corner di 6.500 titik seluruh Indonesia, per akhir 2015. Masuk daftar inovasi ini pula adalah upaya Telkom membangun infrastruktur telekomunikasi dengan memakai teknologi fiber optik untuk layanan jaringan internet Indihome.

Kembali kepada pemeringkatan Brand Finance, nilai merek Telkom ditaksir 2,62 miliar dollar AS. Peringkat investasi untuk perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan Bursa New York ini pun naik dari AA+ pada 2014 menjadi AAA- pada 2015.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com