Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dinilai Belum Satu Suara Sukseskan Proyek Kelistrikan 35.000 MW

Kompas.com - 15/05/2016, 07:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Unit Pelaksana Program Pembangunan Kelistrikan Nasional (UP3KN) Agung Wicaksono menilai akar permasalahan keraguan bahwa proyek kelistrikan 35.000 megawatt (MW) bakal terealisasi lantaran pemerintah di ring satu sendiri, belum kompak.

Padahal, komitmen Presiden Joko Widodo di proyek kelistrikan 35.000 MW telah ditunjukkan dengan dikeluarkannya Perpres Nomor 4 tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.

Sayangnya, hal tersebut tidak diikuti sinergi dari kementerian terkait, dalam eksekusinya.

"Di ring satunya, antara ESDM, BUMN, dan Kementerian Keuangan. Dalam eksekusinya namanya pemerintah itu kan satu, negara. Tapi bagaimana membuat mereka satu dalam listrik, ini yang belum terjadi," kata Agung dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (14/5/2016).

Meski begitu dia mengatakan, setidaknya di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri ada itikad kuat untuk merealisasikan proyek 35.000 MW.

Pembentukan UP3KN berdasarkan SK Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menjadi salah satu jaminan komitmen.

"Langkah Sudirman Said membentuk ini sudah benar," imbuh Agung. Hanya saja, dalam eksekusinya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus lebih mendorong pelaksana lapangan dalam hal ini PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Sebab, sebagai pemegang saham PLN, Kementerian BUMN lah yang dinilai paling tepat untuk memberikan reward and punishment kepada PLN.

Tak hanya itu saja, Agung juga menuturkan, tanpa dukungan pembiayaan dari negara, maka proyek ini pun terancam gagal.

"Kan harus ada yang bisa bayar," ucapnya merujuk Kementerian Keuangan.

Lebih lanjut dia bilang, di samping belum kompaknya pemerintah, kecepatan kerja PLN juga menjadi faktor penting keberhasilan proyek 35.000 MW.

"Kalau saya bilang, kemacetan proyek ini ya ada di pemerintah, ada juga di PLN. Di PLN misalnya, bagaimana proses pengadaan ini dilakukan," tutur Agung.

Kompas TV Subsidi Listrik Warga Mampu Akan Dicabut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com