Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Bukan Lagi Surga Belanja, Kenapa..?

Kompas.com - 25/05/2016, 11:15 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Ruangmuka toko yang kosong di distrik perbelanjaan Singapura mungkin akan menjadi pemandangan umum.

Sebelumnya, pusat Singapura, Orchard Road, menjadi magnet bagi para turis untuk menikmati berbelanja di mal dan departemen store Jepang, Takashimaya. Sejak 2009, pusat belanja ini terus meningkat hingga mencapai level tertinggi.

Namun kemudian, perekonomian di sekitar wilayah tersebut harus berjuang dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi, mengatasi perlambatan pembelanjaan konsumen, sementara para broker properti ingin para riteler melakukan skalasi ulang dan menutup toko.

Harga sewa mal terus turun dari puncaknya di 2014, tetapi tetap saja tidak bisa meyakinkan sejumlah brand besar untuk bertahan di sana.

Berikut lima alasan mengapa Singapura tidak bisa lagi mepertahankan statusnya sebagai surga belanja:

1. Tech Savvy

Warga Singapura merupakan pembelanja paling tech savvy di Asia, dengan jumlah pembelanja online lebih banyak dibanding konsumen di Hong Kong dan Malaysia.

"Ritel berubah sebab e-commerce dan mal-mal perlu mereposisi diri mereka untuk menghadapi masa mendatang," kata  John Lim, chief executive officer di ARA Asset Management, yang memiliki sejumlah mal di Singapura, Hong Kong dan Malaysia.

Mal harus melakukan fokus model baru pada outlet makanan, entertainment, layanan dan perbankan dan lebih sedikit fesyen dan produk konsumer, lanjut dia.


2. Toko-toko yang Tutup

Sejumlah peritel besar hengkang dari Singapura. Al-Futtaim Group, distributor untuk sejumlah brand besar seperti Marks & Spencer dan Zara, berencana menutup 10 toko di Singapura tahun ini, walaupun grup ini tetap membuka toko di Malaysia dan Indonesia.

Merek Inggris New Look dan jaringan ritel pakaian pria asal Perancis Celio berencana menutup toko di semester II tahun ini.

Serta, lebih banyak tenant akan mengikuti jejak riteler besar tersebut, menurut broker properti Cushman & Wakefield Inc.


3. Dampak Ekonomi China

Seperti halnya Hong Kong, Singapura juga terdampak pada perlambatan ekonomi China. Turis dan pembelian dari China menurun, atau membelanjakan uangnya sehemat mungkin.

"Turis China datang ke Singapura lebih untuk menikmati pengalaman ketimbang membeli barang-barang," kata Christine Li, Direktur Riset Cushman & Wakefield di Singapura.

"Dunia dan globalisasi membuat orang bisa dengan mudah menemukan barang yang sama di mana saja. Diferensiasi jadi kunci utama memenangkan persaingan antar ritel, tapi di Singapura tidak terlihat atau jarang," lanjut dia.

4. Perekonomian yang Sulit

Para pembelanja domestik juga turut mengetatkan uang belanjanya. Akibatnya, harga konsumen Singapura turun sepanjang 17 bulan berturut-turut di Maret, sebagai periode penurunan terlama.

Hal ini menunjukkan dampak dari penurunan harga minyak dan melemahnya perekonomian. Jika perekonomian terus melemah dan banyak PHK terjadi, maka sewa tempat perbelanjaan bisa turun 5 persen tahun ini, menurut Colliers International.

5. Pasokan Mal Meningkat

Suplai mal meningkat dan menekan harga sewa dan meningkatkan level kosong. Singapura akan menambah 4 juta kaki persegi untuk ruang ritel dalam tiga tahun kedepan, menurut data Cushman & Wakefield.

Kompas TV Singapura, Lokasi Sembunyi Para Koruptor?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com