Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan Jamin Pangan Pokok Tersedia Menjelang Hari Raya dengan Harga Stabil

Kompas.com - 02/06/2016, 18:25 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menegaskan ketersediaan pangan pokok khususnya bawang merah, daging ayam, gula pasir dan beras menjelang Hari Raya dinyatakan aman dan harganya sudah turun atau stabil.

“Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, kita akan terus melakukan operasi pasar secara besar-besaran dan memperbaiki rantai pasok. Ini persoalan tidak bisa diselesaikan satu hari, butuh waktu. Harapannya, petani sejahtera dan konsumen mendapatkan harga yang wajar,” kata Mentan Amran saat memberikan arahan pada Fokus Group Diskusi mengenai kesiapan bahan pokok menjelang Hari Raya di Jakarta, Kamis (2/6/2016).

Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), bawang merah ketersediaannya 251.513 ton, melebihi kebutuhan yang hanya sebesar 175.642 ton, gula pasir ketersediaanya 772.800 ton melebihi kebutuhan 544.500 ton, beras 7.417.487 ton juga melebihi kebutuhan yang hanya 5.626.400 ton.

Sementara untuk daging ayam pun ketersediaanya 493.985 ton melebihi kebutuhan 217.144 ton, bahkan sudah diekspor ke Myanmar.

Sementara terkait harga, Kementan menargetkan bawang merah turun menjadi Rp 25.500 per kg, beras menjadi Rp 9.500 per kg, gula pasir Rp 12.500 per kg, dan daging ayam dengan harga minimal Rp 30.000 per kg dan maksimal Rp 32.500 per kg.

Untuk daging sapi sedang diupayakan agar harganya turun ke Rp 80.000 per kg.  

Ke depan, Amran menyampaikan setelah memperbaiki regulasi, infrastruktur, dan tata niaga, pihaknya berencana akan melakukan pengendalian impor pangan dan perbaikan rantai pasok. 

Dalam perbaikan rantai pasok, Kementan telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Koperasi dan UKM agar kelompok tani dapat berkolaborasi dengan koperasi dan jasa transportasi.

Dengan begitu, rantai pasok pangan yang dihasilkan petani menjadi efisien sampai ke konsumen.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengapresiasi langkah Kementan yang membeli langsung pangan di petani dan mendistribusikan langsung ke Bulog dan pasar.

“Ini memotong rantai pasok yang selama ini terlalu panjang. Banyak tangan-tangan lain sebelum pasokan pangan itu masuk pasar induk,” ujar Abdullah.

Terkait melambungnya harga daging sapi, Juan Permata Adoe, Wakil Umum Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan menyampaikan ada faktor-faktor yang diluar kendali industri dan pemerintah yang menyebabkan harga naik.

Penyebab instabilitas harga pangan dan permasalahan pangan dari tahun ke tahun tetap sama.

Menurutnya, penyelesaiannya tidak gampang dan selalu ada yang dijadikan kambing hitam.

Juan menjelaskan jika ingin mencapai harga daging sapi Rp 80.000 per kg dipastikan dapat diperoleh dari daging beku.

Sementara, untuk menurunkan harga daging sapi segar di pasar dapat dilakukan dengan impor dengan syarat pembatasan berat sapi masuk maksimal 350 kg, masa penggemukan 120 hari dan pengenaan bea masuk 5 persen.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum KTNA Nasional, Winarno Tohir menyoroti tingginya biaya distribusi yang mencapai 21 persen yang mencerminkan belum efisiennya sistem distribusi.

“Terkait impor agar hanya dilakukan dalam keadaan ‘terpaksa’ saja dan petani menginginkan agar harga distabilkan juga perlu jaminan harga bagi petani,” pungkas Winarno. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com