Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Inco Harper
Dosen Universitas Multimedia Nusantara

Dosen & Koordinator Konsentrasi Public Relations Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Pernah menjadi praktisi periklanan. Pencinta audiophile dan film-film hi-definition.

Komunikasi Lokal Merek Global

Kompas.com - 08/07/2016, 10:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Begitu juga pada kategori otomotif, tak adanya merek lokal membuat merek-merek global menguasai pasar di Indonesia.

Namun untuk kategori consumer goods, tak dapat dipungkiri bahwa merek lokal menjadi kompetitor tangguh merek-merek global.

Konsumen yang memiliki tradisi panjang tentang lokalitasnya membuat merek global harus membuat strategi khusus dalam aktivitas komunikasi pemasaran mereka.

Akuisisi merek lokal oleh merek global menjadi salah satu strategi yang dilakukan. Strategi ini dapat ditemukan dengan masuknya perusahaan global dalam merek-merek lokal seperti berbagai merek ABC (kecap, saus sambal, bumbu masak, dll), Kecap Bango, Aqua, Teh Sari Wangi, Taro, sampai berbagai produk rokok Sampoerna yang saat ini telah dimiliki oleh Philip Morris asal Amerika.

Strategi berikutnya adalah membuat merek lokal dengan tujuan bersaing dengan kompetitor lokal. Sebut saja Coca-Cola Company yang menciptakan Frestea untuk berkompetisi dengan Teh Botol. Coca-Cola sadar bahwa orang Indonesia lebih memilih minum teh sebagai kombinasi makanan mereka ketimbang minuman berkarbonasi.

Jika Coca-Cola di Amerika tak bisa dipisahkan dari burger dan pizza, maka orang Indonesia akan memilih teh alih-alih Coca-Cola setelah makan sate ataupun gado-gado yang jelas-jelas akan merusak lokalitas rasa makanan tersebut.

Strategi terakhir dari merek global adalah melakukan pendekatan komunikasi kultural dengan mengedepankan sensitivitas isu-isu lokal.

Cara ini dapat dilihat dari dua perspektif: mengubah produk dengan selera pasar lokal atau produknya tetap tapi berkomunikasi dengan cara lokal.

Komunikasi Antar Budaya Sebagai Kunci

Dulu saat saya masih kuliah dan mendapatkan mata kuliah Komunikasi Antar Budaya, saya beranggapan bahwa komunikasi ini hanyalah akan berguna jika saya pergi ke luar negeri saja.

Tak pernah terpikirkan bahwa kemampuan komunikasi antar budaya justru akan sangat berguna saat saya bekerja di industri periklanan.

Saat saya menangani sebuah merek global dan harus membuat kampanye di Surabaya, saya dan tim harus mempelajari bagaimana masyarakat lokal berkomunikasi.

Dari situlah kemudian lahir iklan radio, iklan cetak dan billboard yang menggunakan bahasa lokal. Penggunaan radio-radio lokal juga bertujuan masuk dalam komunitas-komunitas lokal yang ada.

Suka atau tidak, kemampuan komunikasi lokal sebuah merek global menjadi kunci keberhasilan merek tersebut.

Jika sebuah merek global tetap mempertahankan bentuk komunikasi globalnya tanpa ada penyesuaian dengan konsep lokal maka bukan tidak mungkin akan terjadi penolakan terhadap merek tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com