Saya pertama kali menyadari tentang penggunaan gim sebagai media promosi lewat sebuah game Playstation yang berjudul Pepsi Man di akhir tahun 90-an. Menyusul kemudian King Games, sebuah gim yang dikeluarkan oleh Burger King bekerja sama dengan Xbox.
Selain itu, masih banyak lagi merek-merek yang menggunakan gim sebagai media promosi mereka. Secara umum, ada tiga model penggunaan gim sebagai media promosi. Model tersebut adalah:
1. In-game advertisement
Dalam model ini, biasanya sebuah merek akan menempatkan logonya pada saat-saat tertentu dalam sebuah gim. Model ini dibuat ‘natural’ seperti dalam kehidupan nyata dan beberapa merek dapat ditampilkan bersamaan dalam sebuah gim (tidak eksklusif).
Model ini dapat ditemukan pada game olahraga seperti FIFA, Winning Eleven ataupun Pro Evolution Soccer (PES). Mirip dengan kehidupan nyata, penempatan logo-logo merek pada model ini tidak mencolok dan berlangsung sesuai jalannya permainan.
2. Product placement
Model ini memungkinkan sebuah merek memunculkan produk secara utuh dalam sebuah gim dan sangat mungkin menjadi karakter utama dalam gim tersebut. Dalam model ini didapatkan visual produk yang sama persis dengan kehidupan nyata.
Model ini dapat ditemukan pada game seperti Grand Turismo dan Need for Speed. Mobil-mobil yang digunakan dalam gim tersebut secara utuh sama persis dengan mobil sesungguhnya.
3. Advergame
Merupakan sebuah gim yang khusus dibuat guna memasarkan atau memberikan informasi tentang sebuah produk. Merek dalam gim ini eksklusif dan pemain akan sering melihat logo merek sepanjang permainan.
Mekanisme permainan banyak menjelaskan tentang produk dan membuat pemain menjadi selalu ingat akan merek yang bersangkutan. Pepsi Man, King Games, dan juga Lego The Game masuk dalam model ini.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa banyak cara membujuk konsumen melalui media gim. Saya tak bermaksud menggantikan media konvensional dengan media gim, namun untuk melengkapinya. Justru hal ini menjadi peluang karena media gim belum banyak dieksplorasi oleh merek-merek yang ada di Indonesia.
Yang perlu diperhatikan bahwa media gim tidak seperti media konvensional. Media ini tidak hanya milik orang-orang komunikasi melainkan menjadi lintas disiplin ilmu dengan orang-orang dari ICT dan Interactive Design.
Jadi sudah selayaknya tiga bidang ini duduk dan bekerja sama untuk keperluan sebuah merek. Karena kolaborasi justru akan menjadi peluang yang sangat menjanjikan dalam dunia promosi dan komunikasi pemasaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.