Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walau Ada Isu Interkoneksi, Saham Telkom Masih Menarik

Kompas.com - 09/08/2016, 21:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan data akan menjadi engine growth bagi BUMN telekomunikasi, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Layanan data perseroan, terutama dari layanan data anak usaha, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

Hal ini dipaparkan oleh analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, Menurut dia, pendapatan Telkom Group memang ditopang oleh layanan data.

"Kemarin ada pengumuman penurunan biaya interkoneksi pun tak akan pengaruh besar karena manajemen sudah antisipasi dampaknya,” kata dia, Selasa (9/8/2016).

Menurut Reza, pasar sempat bereaksi pada Selasa (2/8/2016) hingga Rabu (3/8/2016) dimana saham Telkom sempat tertekan karena isu penurunan biaya interkoneksi,. tapi kemudian, saham operator itu membaik sejak Kamis (4/8/2016).

“Bahkan pada Senin (8/8/2016) sempat menjadi salah satu pendorong Indeks Saham Gabungan (IHSG). Kalau Selasa ini (9/8/2016) agak tertekan itu bukan karena isu interkoneksi lagi, tetapi pasar memang kondisi tak bagus. Banyak aksi profit taking, saham Telkom terkena salah satu dampaknya,” lanjut dia.

Dalam data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu (3/8/2016), saham Telkom sempat tertekan pasca pemerintah mengumumkan penurunan biaya interkoneksi secara rerata 26 persen mulai 1 September 2016.

Investor langsung bereaksi negatif terhadap saham Telkom. Saham Telkom yang sempat menembus Rp 4.530 per lembar pada Senin (1/8/2016),  langsung berada di Rp 4.320 per lembar di Rabu (3/8/2016) pagi dan ditutup pada Rp 4.290 per lembar di hari Rabu.

Saham Telkom mulai membaik sejak Kamis (4/8) dengan bermain di Rp 4.320 dan pada Jumat (5/8/2016) di Rp 4.350.

Pada Senin (8/8/2016) saham Telkom ditutup di Rp 4.370 dan di Selasa (9/8/2016) dibuka di Rp 4.410. Namun jelang sesi perdagangan I, saham Telkom dalam tekanan profit taking dan bermain di Rp 4.360.

Sejumlah analis memberikan target saham Telkom pada tahun ini di Rp 4.500 hingga Rp 5.400 per lembar.

Kuasai Pasar

Telkom optimistis bisa menguasai pasar broadband nasional dan menjadikan layanan tersebut sebagai salah satu mesin pendapatan di masa depan.

“Kalau bicara Fixed Broadband dengan produk IndiHome kami memperkirakan sekitar 50 persen-60 persen pangsa pasar. Ini perkiraan internal dengan melihat data kompetitor yang listed di pasar saham,” ungkap Direktur Innovation & Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo, di Jakarta, Selasa (9/8/2016).

Dia mengungkapkan, perseroan akan menggeber layanan fixed broadband dengan mempercepat koneksi serat optik masuk ke rumah-rumah.

Hal itu untuk mendorong migrasi pelanggan menggunakan serat optik, dan memperkaya platform baik yang linear atau hybrid bekerja sama dengan pemain Over The Top (OTT) seperti iFlix, Catchplay, dan Viu.

Sebelumnya, di ajang Investor Day beberapa waktu lalu, Indra mengatakan layanan IndiHome memiliki 1,5 juta pelanggan hingga semester I 2016 dengan average revenue per user (ARPU) Rp 300 ribu, sementara total pelanggan fixed broadband 4,315 juta pelanggan.

Telkom hingga semester pertama 2016 memiliki 10 juta home passed dengan dukungan backbone serat optik 83 ribu KM dan luas data center 70 ribu meter persegi.

Di segmen mobile broadband melalui anak usaha Telkomsel, memiliki 49,850 juta pengguna flash dimana ada 5,9 juta pelanggan telah berganti ke kartu 4G.

Direktur Keuangan Telkomsel Heri Supriadi mengakui pertumbuhan layanan data sangat baik di jaringannya.

“Saat ini rata-rata pemakaian baru 800 MB, sementara di luar negeri itu bisa dua hingga tiga kali lipat. Di mobile broadband kuncinya adalah makin banyak orang menggunakan smartphone, makin besar ruang bagi kami untuk tumbuh,” katanya.

Kompas TV Laba Bersih Telkom Tumbuh 2,0%
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com