Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompasianer Akhlis Purnomo

Blogger Kompasiana bernama Akhlis Purnomo adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengapa Entrepreneur Perlu Lebih Skeptis Saat Membaca Biografi Orang ‘Sukses’

Kompas.com - 16/08/2016, 21:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Beberapa tahun lalu kita mengenal Donald Trump sebagai seorang entrepreneur di bidang properti. Namun, begitu pria bertatanan rambut unik itu mengumumkan dirinya mencalonkan dirinya menjadi salah satu kandidat dalam pemilihan presiden AS pada 16 Juni 2015, semuanya berubah.

Bagi Anda yang belum pernah membaca sepak terjang Trump di dunia politik, mungkin akan terkejut dengan langkah beraninya itu. Tapi itu bukan kali pertama sang entrepreneur arogan ini bersentuhan dengan politik.

Di tahun 1988, 2004 dan 2012, ia sudah pernah melayangkan ide serupa ke publik tapi seperti yang kita ketahui bersama, mimpinya kandas.

Baru tahun ini, langkahnya dalam kampanye menuju tampuk kursi kepresidenan terasa lebih mulus padahal banyak pihak menentang pernyataan dan gagasannya yang tidak lazim tentang banyak hal.

Langkah berani Trump terjun ke dunia politik memang bukan yang pertama terjadi di dunia bisnis. Sudah banyak entrepreneur selain Trump yang melakukannya.

Mari kita ambil contoh Michael Bloomberg (pebisnis media dan data keuangan menjadi walikota New York), Mitt Romney (pendiri Bain Capital menjadi gubernur Massachussets dan kandidat presiden AS tahun 2012), dan sebagainya.

Di Indonesia sendiri, contohnya sudah banyak ada. Lihat saja Harry Tanoesudibyo dan Surya Paloh (pemilik kerajaan bisnis media yang mendirikan parpol), Sandiaga Uno (yang sekarang diberitakan mengincar kursi DKI 1), dan masih banyak lainnya.

Kembali ke Trump, sebuah artikel di laman NewYorker.com yang ditayangkan sejak tanggal 25 Juli 2016 membeberkan opini Tony Schwartz tentang sang entrepreneur yang kontroversial.

Schwartz bukan orang asing lagi bagi Trump. Schwartz dikenal sebagai seorang mantan jurnalis sekaligus penulis bayangan (ghostwriter) sebuah buku yang hingga kini masih banyak dibaca orang, “Art of the Deal”.

Di dalamnya, Schwartz menjelaskan panjang lebar seolah ia sendiri ialah Trump mengenai bagaimana ia menjalankan bisnis dan menghadapi perundingan bisnis yang alot dan strategis.

Semua bermula saat ia bertemu dengan Trump lalu menyodorkan ide penulisan sebuah buku memoar yang kemudian berubah menjadi sebuah buku panduan negosiasi bisnis di tahun 1985. Trump sepakat dan proyek itu berjalan.

Di tengah proses penulisan yang sampai 18 bulan itu, Schwartz menemukan berbagai aral.  Singkat cerita, ia menemukan berbagai fakta dari pengamatan langsungnya bahwa Trump bukanlah seperti yang dituliskan dalam buku sebagai sosok entrepreneur masa kini yang ideal dan sukses besar.

Ia mengetahui Trump sosok yang haus publisitas bahkan yang negatif sekalipun asalkan bisa menjadi terkenal di mata banyak orang.

Yang lebih mengusik nuraninya ialah bagaimana Trump melakukan berbagai trik curang saat berbisnis, misalnya untuk menghindari kewajiban pajak dengan menggunakan pengaruh orang tuanya, berbagai kebohongan yang ia lontarkan untuk mempermulus berbagai kesepakatan bisnisnya dengan kolega, saat harus menutupi kenyaatan bahwa usahanya hampir bangkrut terbebani utang dan lain-lain.

Dari semua itu, saya teringat dengan pengalaman penuh keluhan seorang teman yang terlibat dalam sebuah proyek buku biografi seorang pengusaha besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com