CIREBON, KOMPAS.com - "Ada apa ya?" bisik-bisik warga setiap kali melihat dua orang berbaju oranye ini berjalan kaki melintas.
Sambil menapaki langkah demi langkah, kedua orang itu terus menatap layar gadget di tangan mereka. Satu gang permukiman pun bisa mereka lewati lebih dari sekali.
Bukan, mereka tidak sedang mencari pokemon—permainan virtual yang mengharuskan pemain mencari monster sambil berjalan. Gadget di tangan mereka juga bukan ponsel.
"Petugas kebakaran!" teriak seorang bocah kepada ibunya, sambil menunjuk kedua orang itu.
Maklum, selain baju oranye, mereka juga memakai helm putih, masih pula berkaus tangan dan mengenakan sepatu lapangan.
Perkenalkan, mereka adalah petugas leak survey—tim yang setiap hari rutin memeriksa jaringan gas dari risiko kebocoran dan kerusakan—Perusahaan Gas Negara (PGN).
Pekerjaan mereka, berjalan kaki menyusuri berkilo-kilometer pipa gas, memastikan tidak ada kebocoran gas, kerusakan pipa gas, atau aktivitas yang berisiko mengganggu jaringan gas.
Tiga pasangan tim leak survey berbagi tugas menyusuri jaringan gas PGN di Cirebon.
Tak kenal musim dan tanggal merah
Sejak pagi, petugas pemeriksa jaringan ini bersiap. Dua petugas akan mengitari kawasan Kesambi di Kota Cirebon.
Pada hari kemerdekaan, langkah kaki mereka bertambah lumayan jauh. Apa pasal? Di sejumlah gang ada kegiatan 17-an.
"Konsekuensinya harus memeriksa dengan jalan memutar," ujar Yogi Adi Pratama, salah satu petugas itu.
(Lihat juga: Today's Photo: Demi Pelanggan, Mereka Susuri Ribuan Meter Jaringan Gas)
Gambarannya, misalkan Gang X terkoneksi dengan Gang Y. Biasanya saat berpatroli, petugas bisa berjalan lagsung ke Gang Y. Namun, akibat jalanan ditutup, ia harus melalui Gang Z untuk menjangkau Gang Y.