Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Dikira Cari Pokemon sampai Dikejar Anjing, Lika-liku Profesi Ini...

Kompas.com - 18/08/2016, 10:07 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

"Kami biasa seperti itu. Terlebih lagi kalau akhir pekan di mana banyak rumah warga yang mengadakan acara pernikahan," tutur Yogi.

Belum lagi, ada gang yang ditutup pagar dan digembok. Hanya selembar pagar kawat ram bisa menambah jarak langkah mereka sampai ratusan meter untuk berputar.


Dalam sehari, petugas bisa memeriksa jalur gas sepanjang 4 kilometer sampai 12 kilometer. Khusus pemeriksa di permukiman, mereka rata-rata menempuh jarak 8 kilometer sehari.

Namun, pada hari kemerdekaan rute Yogi dan Haryanto bertambah jadi 9 kilometer, karena ragam "halangan" tersebut.

Kompas.com mengikuti perjalanan Yogi dan Haryanto, sejak dari persiapan di kantor mereka pada pukul 08.30 WIB. Memulai perjalanan pada puku 09.00 WIB, hingga pukul 12.00 WIB mereka sudah mengitari 75 persen rute. 

Kenapa lama? Selain jalan kaki, mereka juga harus menjawab pertanyaan warga dan komplain pelanggan selama memeriksa jaringan pipa gas.

"Sama halnya dengan listrik atau air langganan yang bisa mengalami gangguan, gas juga seperti itu. Nah, kalau sedang terjadi (seperti itu dan kami sedang bertugas), biasanya (kami) kena semprot," katanya.

Meski begitu, kejadian canggung yang lucu bila dikenang pernah pula terjadi. Pada suatu ketika, ada hajatan pernikahan di rumah di tepi jalan raya. Tak ada jalan memutar di situ.

"Ya kami tak punya pilihan lain. Orang-orang antre salaman ke pengantin, kami ikut antre, untuk lewat memeriksa jaringan gas," ujar Yogi sembari tertawa bersama Haryanto.

Panas terik sudah jadi santapan perjalanan mereka sehari-hari. Hujan pun selama masih memungkinkan ditembus, tak bisa membuat para petugas ini berhenti.

"(Hari ini) paling selesai pukul 13.30 WIB. Setelah itu akan ada mobil kantor yang menjemput. Tugas kami selanjutnya membuat laporan di kantor," tambah Yogi.

Tanggung jawab

Dalam bertugas,  baik Yogi dan Haryanto bergantian berbagi tugas. Salah satu membawa alat pendeteksi kebocoran gas alam (laser methane mini). Satu lagi mendokumentasikan pemeriksaan sambil memastikan rute perjalanan tercatat di alat GPS.

Bagi yang bertugas dokumentasi, obyek foto harus beragam. Selain jalur pipa yang dilewati, mereka juga mengabadikan gambar bila ada indikasi gangguan pada pipa.

KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Dua petugas Tim Patroli Perusahaan Gas Negara (PGN) sedang berjalan di Kesambi, Cirebon untuk memastikan tdak terjadi gangguan pada saluran pipa gas alam, Rabu (17/8/2016).

"Kalau ditemukan ada indikasi gangguan atau anomali, bisa jadi ada kebocoran. Kalau kadar gas alam terdeteksi melebihi 1.000 ppm, pasti ada kebocoran. Di situasi seperti itu, kami akan melapor ke kantor dan menunggu di lokasi sampai ada teknisi datang," papar Yogi.

Halaman:


Terkini Lainnya

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com