Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relaksasi Ekspor Bijih Nikel Ancam "Smelter" Nasional?

Kompas.com - 21/09/2016, 10:52 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Karenanya, Dimas berkeberatan bila Antam dituding ada di balik wacana relaksasi ekspor mineral ini.

“Terlebih lagi, pada semester I/2016 kami sudah kembali membukukan kinerja keuangan positif Rp 11 miliar. Itu sudah net profit, dari gross profit Rp 120 miliar” imbuh Dimas.

Menurut Dimas, perusahaannya mendukung bila wacana relaksasi tersebut terlaksana. Akan tetapi, kata dia, Antam berpendapat perlu pula ada pembatasan yang tegas di dalam pelaksanaannya.

"(Pembatasan) agar iklim investasi tetap terjaga dan harga nikel pun tak lalu turun," ujar Dimas.

(Baca juga: Antam Tegaskan Tidak Mendorong Kebijakan Relaksasi Ekspor Mineral)

Rencana lanjutan Antam untuk menambah smelter, lanjut Dimas, juga masih on the track. Khusus untuk nikel, saat ini Antam telah memiliki smelter FeNi I, II, III, dan IV di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

Smelter FeNi I pada 2013 sudah berhenti operasi terkait dengan Proyek Perluasan Pabrik Feronikel di Pomalaa (P3FP).
 
Dimas juga berkeberatan bila mencuat rumor relaksasi terkait dengan kerugian joint venture Antam dan perusahaan asal Jepang.

“Namanya perusahaan baru, butuh waktu untuk penyesuaian, penyetelan, dan investasi lanjutan. Tidak bisa dikatakan sebagai kerugian, apalagi sampai jadi ‘motif’ Antam mendorong relaksasi segala,” tepis Dimas.

Ceruk besar pasar global

Kembali ke bijih besi yang terbuka lagi peluangnya untuk diekspor, Direktur Marketing Antam Hari Widjajanto menambahkan, pasar internasional yang bisa dimasuki cukup besar.

“Selama ada kebijakan pelarangan ekspor, pasar itu dimasuki komoditas dari Filipina,” ungkap Hari pada kesempatan yang sama.

Padahal, ujar Hari, kadar bijih nikel dari Filipina paling tinggi hanya 1,6 persen.  Menurut Hari, pengguna dari Jepang dan China pun sebenarnya agak kesulitan dengan kadar rendah tersebut, tetapi mereka punya teknologi yang cukup untuk mengolah bijih nikel tersebut.

Itu pun, lanjut Hari, bijih nikel yang belum bisa diolah di dalam negeri masih punya kualitas lebih bagus dari komoditas serupa dari Filipina.

“Inilah potensi pasar yang bisa kita masuki lagi,” kata Hari.

Sebagai gambaran, sebut  Hari, total volume ekspor Filipina ke China dan Jepang ada di kisaran 30 juta ton per tahun. Nah, kalau ada relaksasi ekspor bijih nikel dari Indonesia, dia berkeyakinan ceruk pasar 20 juta ton bisa diambil.

Hari optimistis dengan ceruk pasar tersebut juga karena berpatokan pada data soal harga pasaran bijih nikel berkadar nikel kurang dari 1,8 persen.

“Harga dari Filipina sekitar 30 dollar AS per ton, sementara dari kita saat ini masih di kisaran 1 dollar AS per ton, untuk kadar nikel 1,6 persen. Kalau kita masuk, kita men-substitusi yang selama ini dipasok Filipina,” papar Hari.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com