Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dedy Dahlan
Passion Coach

Passion coach yang juga penulis best seller dari buku Broken, Lakukan Dengan Hati, Ini Cara Gue, dan Passion!–Ubah Hobi Jadi Duit. Gaya penulisan dan gaya panggungnya jenaka, nyeleneh, blakblakan, kreatif, dengan materi praktikal. Biasa dipanggil Coach D, ia adalah anggota dan coach tersertifikasi dari ICF (International Coach Federation), yang memusatkan diri pada pengembangan passion dan profesi.
Instagram dan Twitter @dedydahlan
YouTube Dedy Dahlan

Mengubah Kekurangan Menjadi Kelebihan

Kompas.com - 28/09/2016, 22:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorErlangga Djumena

Secara sederhana, ada empat dikotomi dalam MBTI.

Dikotomi 1: Ekstrovert dan Introvert

Seseorang bisa berbeda dalam caranya mendapatkan energi, dan bagaimana ia memusatkan perhatiannya. Artinya, seseorang yang cenderung ekstrovert prefer mendapatkan energinya dari ‘sumber luar’ dirinya, seperti orang lain, atau tindakan fisik. Sementara seseorang yang cenderung introvert, mengumpulkan energinya dari dalam dirinya, seperti merenung, berpikir, dan refleksi diri.

Dampaknya, seorang ekstrovert akan cenderung supel, suka banyak bicara, suka mencari perhatian, dan ekspresif. Sementara seorang introvert tampak diam, senang aktivitas pribadi, dan senang ‘me moment’ yang tenang.

Dari mata introvert, ‘banyak ngoceh’ adalah salah satu kelemahan seorang ekstrovert, dan dari mata ekstrovert, terlalu diam dan kebanyakan mikir, adalah kelemahan seorang introvert.

Tips Memperkuat Kelebihan: Seorang ekstrovert perlu mencari profesi dan posisi yang dia banyak bertemu dengan banyak orang, tempat dia bisa mengekspresikan dirinya, dan bertindak langsung secara fisik. Sementara seorang introvert perlu memberikan dirinya posisi dan situasi kerja dia bisa dengan tenang bekerja tanpa banyak gangguan luar, dan memanfaatkan kemampuan refleksi dirinya dengan optimal, seperti menulis.

Dikotomi 2: Intuitive dan Sensing

Menentukan bagaimana seseorang menyukai informasi, bentuk informasi, atau data yang disukainya. Seorang intuitive senang gambaran besar, dan suka ‘kemungkinan- kemungkinan’ di masa depan. Saat seorang intuitive ingin mencoba hal baru dan selalu tertarik pada potensi masa depan, seorang sensing memiliki ketertarikan ada detail, pada hal- hal berurutan, dan pada fakta masa kini. “Yang real ajalah!” Sensing suka hal yang telah terbukti dan sudah tertulis.

Dari mata intuitive, kelemahan sensing adalah seseorang yang kebanyakan mikir ‘hal detail enggak perlu’, dan terlalu ngurut, sehingga, menurut mereka, “enggak kreatif”.

Dari mata sensing, kelemahan intuitive adalah seseorang yang kebanyakan ‘mimpi’. Mereka melihat tipe intuitive sebagai seseorang yang melihat terlalu jauh tanpa fakta, gegabah, dan tidak teliti.

Tips Memperkuat Kelebihan: Tipe intuitive perlu menyadari kelebihannya sebagai visioner. Ia perlu mencari posisi dan rekan yang bisa membantunya mewujudkan visinya, atau bahkan mengoptimalkan kreatifitasnya Sementara seorang sensing perlu menyadari kekuatannya dalam detail dan data berurutan adalah kemampuan luar biasa dalam mewujudkan dan merealisasikan project, dengan membuat semacam patokan dan langkah- langkah proses.

Dikotomi 3: Feeling dan Thinking

Menentukan bagaimana seseorang mengambil keputusan, seorang feeling akan cenderung mengambil keputusan dengan mendekati keputusannya, dan melihat efeknya terhadap orang- orang yang terlibat. Ia cenderung menjaga perasaan orang lain, dan menghindari konfrontasi. Sementara seorang thinking adalah tipe to the point dan by the book. Dia akan mengambil keputusan yang adil dan ‘seharusnya’ menurut hukum.

Dari mata seorang feeling, tipe thinking sering terlihat terlalu galak, kurang empati, dan sering menyinggung orang lain tanpa disadarinya, walaupun sebenarnya ia hanya bertindak sesuai peraturan.

Sementara dari mata seorang tipe thinking, seorang feeling sering kali terlalu terlihat mudah tersinggung alias baper, ‘kebanyakan enggak enakan’, dan tidak tegas.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com