Proyek ini juga akan meningkatkan kapasitas dan kerja sama dengan mitra lokal dengan komposisi penerima manfaat langsung.
Yaitu, 1.000 kepala keluarga dari 39 kelompok petani madu hutan (Periau) dan 150 kepala keluarga perempuan nelayan yang tergabung dalam sub sentra Asosiasi Periau Madu Hutan serta menyasar 100 kepala keluarga anggota dari tiga kelompok ekowisata di Sungai Leboyan.
"Kawasan kerja proyek ini merupakan bagian dari daerah tangkapan air DAS Kapuas dan sub-DAS Leboyan-Labian yang dinamakan upper Kapuas Basin, yang wilayahnya merupakan komplek hutan rawa dan sebagian hutan kering dataran rendah," jelas Irawan.
Sebagian hutan rawa itu tumbuh diatas tanah yang bergambut yang dari tahun ke tahun semakin terancam oleh kebakaran dan alih fungsi lahan.
Namun, masyarakat yang berdiam di kawasan itu, hidup berdampingan dengan kondisi alam maupun perubahan lingkungannya.
"Proyek ini melanjutkan apa yang telah di capai dalam proyek sebelumnya yaitu pengembangan madu hutan organis yang dilaksanakan oleh Aliansi Organis Indonesia, dengan dukungan Tropical Forest Coservation Act (TFCA) Kalimantan," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.