Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Top Brand 2016, "Kompas.com" Menuju "Popular High Quality Online Journalism"

Kompas.com - 08/11/2016, 17:48 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Selain itu, ada pula aktivitas berkesinambungan yang sekaligus memberi ruang bagi anak-anak muda di luar kota-kota besar menjadi kontributor Kompas.com.

Di luar hitungan jumlah pembaca Kompas.com, Wisnu menyebutkan, kekuatan brand media juga bisa diukur dari seberapa besar dampak kehadirannya terhadap pengambilan keputusan pemerintah.

Kekuatan brand terlihat pula dari posisinya di tengah kompetisi bisnis. "Ini bicara marketing untuk memengaruhi stakeholder di sisi bisnis perusahaan. Inovasi juga terus dikembangkan untuk lini ini," ujar dia.

Bagaimanapun, tegas Wisnu, brand lain sebagai stakeholder bisnis juga akan memperhitungkan kredibilitas sarana yang dipakai untuk mengasosiasikan diri dan produknya. Ketepatan segmentasi juga tak bakal luput dari sini.

Top Brand 2016

Riset yang meneguhkan Kompas.com sebagai Top Brand 2016 digelar di lima negara, dengan 50 kategori diuji. Selain platform media online, kategori yang juga diriset antara lain usaha ritel, situs online untuk pencarian kerja, dan bisnis makanan-minuman.

Responden riset adalah generasi Y dengan rentang usia 21-31 tahun. Berdasarkan studi ini, generasi Y di Indonesia dinilai memiliki sikap lebih praktis dibanding di negara lain di Asia.

Gengsi dan status bahkan disebut dikesampingkan saat membeli atau menikmati produk suatu merek. Bagi mereka, ungkap riset tersebut, faktor nilai dan kualitas adalah penentu pilihan merek.

"Banyak merek lokal berkualitas yang mengaitkan konsumen generasi Y ini dengan kebudayaan lokal dan gaya hidup, yang kemudian jadi merek yang paling utama dalam pikiran mereka," kata Director of Strategy di Influential Brands, Jorge Rodriguez, dalam rilisnya, Senin (29/9/2016).

Dalam riset dan penghargaan ini, Kompas.com juga menerima Top Brand 2016 untuk KompasKarier.com, anak usahanya yang menggarap pencarian online untuk lowongan kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com