Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendag Waspadai Kemungkinan Kebijakan Proteksionisme AS

Kompas.com - 16/11/2016, 13:17 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam berbagai kesempatan kampanye, presiden terpilih AS Donald Trump berjanji akan melakukan kebijakan proteksionisme terhadap perdagangan.

Kebijakan ini dipandang oleh banyak pihak bakal memberikan dampak negatif terhadap perdagangan dunia.

Kementerian Perdagangan RI (Kemendag) pun memonitor perkembangan kemungkinan kebijakan proteksionisme yang bakal diterapkan di AS. Pasalnya, kebijakan proteksionisme tersebut berpotensi menimbulkan gejolak dalam perdagangan.

"Sikap proteksionisme akan berakibat pada lanskap perdagangan global dan kinerja perdagangan Indonesia," ujar Plt Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Tjahya Widayanti di Jakarta, Rabu (16/11/2016).

Tjahya mengungkapkan, apabila presiden terpilih AS secara konsisten menerapkan kebijakan proteksionisme seperti yang ditegaskannya pada saat kampanye, maka secara tidak langsung bakal terjadi gejolak pada perdagangan dunia.

Secara spesifik, Trump juga menegaskan bakal menaikkan tarif barang yang masuk dari China. "Apabila Presiden AS ini secara konsisten melakukan kebijakan, maka lanskap perdagangan global akan berubah terutama dengan adanya perang perdagangan antara AS dan China. Pada 2015 kedua negara memiliki pangsa 23,6 persen dari total perdagangan global, secara langsung bisa berdampak negatif terhadap ekspor China di mana ekspor China ke AS 18,6 persen," tutur Tjahya.

Tjahya memandang, dampak turunan dari gejolak hubungan dagang antara AS dan China akan mempengaruhi perdagangan negara lain, terutama pada negara yang ekspor utamanya adalah China. 

"Semakin terdampaknya ekspor China ke AS akan berdampak pula pada input negara-negara dari Asia," imbuh Tjahya.

Adapun pengaruh terhadap perdagangan Indonesia, Tjahya menyatakan apabila pasar antara AS dan China tidak stabil, maka kinerja perdagangan Indonesia akan terganggu. Pasalnya, China dan AS merupakan  pangsa pasar utama ekspor Indonesia.

"Untuk Indonesia, apabila pasar China dan AS tidak stabil, kinerja perdagangan Indonesia akan terganggu karena pangsa pasar China dan AS mencapai 20,8 persen," terang Tjahya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com