Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fluktuatif, Bursa Masih Menarik untuk Investasi?

Kompas.com - 22/11/2016, 07:03 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


KOMPAS.com
– Kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) ikut mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski dinamika terkini tetap memungkinkan pasar modal gonjang-ganjing, momen kebijakan ini tetap sayang bila terlewat tak dipakai untuk berinvestasi saham dan memperbesar kapitalisasi bursa nasional.

Sentimen politik di Amerika Serikat memang berimbas ke indeks bursa global, tak terkecuali Indonesia. Namun, sampai akhir pekan lalu, IHSG masih terjaga di atas level 5.200, jauh melejit dari penutupan bursa pada akhir 2015 di level 4.593. Jangan lupa, kenaikan IHSG menandakan ada peningkatan harga saham-saham yang terdaftar di bursa.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini mengatakan, momentum tax amnesty juga telah meningkatkan kapitalisasi pasar—harga keseluruhan saham di BEI.

“(Setelah kebijakan ini), angka kapitalisasi pasar telah mencapai Rp 5.766 triliun atau meningkat 18,35 persen dibandingkan pada akhir 2015,“ papar Hamdi Hassyarbaini seperti dimuat Kompas.com, Selasa (6/9/2016).

Bahkan, pada awal November 2016, kapitalisasi bursa sempat menembus level di atas Rp 5.800 triliun, sekalipun pada pekan lalu nilainya turut tergerus fluktuasi indeks akibat sentimen di Negeri Paman Sam.

Itu pun, rata-rata frekuensi transaksi harian masih meningkat 15,51 persen di sepanjang periode 7-11 November 2016 menjadi 354.000 kali transaksi dari 307.000 kali transaksi pada pekan sebelumnya.

Peningkatan rata-rata nilai transaksi harian ini didukung oleh frekuensi transaksi pada Jumat (11/11/2016) yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, yaitu 433.674 kali. Rata-rata nilai transaksi harian pada pekan tersebut juga melejit menjadi Rp 7,4 triliun per hari, melampaui rekor terakhir sebelumnya Rp 6,6 triliun per hari.

Selain itu, rata-rata volume transaksi harian meningkat 20,61 persen menjadi 14,5 miliar unit saham dibandingkan dengan 11,9 miliar unit saham pada pekan sebelumnya.

Data ini masih mengonfirmasi paparan Hamdi bahwa nilai rata-rata transaksi selama berlangsung kebijakan mencapai lebih dari Rp 7 triliun, sementara sebelumnya ada di kisaran Rp 5-6 triliun.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Petugas melayani warga yang mengikuti program pengampunan pajak (Tax Amnesty) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat, 30/9/2016.

Nilai dana yang terserap dari dalam dan luar negeri selama fase pengampunan pajak telah membawa dampak positif bagi pasar saham. Berdasarkan data Direktoral Jenderal Pajak pada Senin (14/11/2016) pagi, total harta yang dilaporkan selama pengampunan pajak telah mencapai Rp 3.913 triliun.

Dari jumlah itu, sebanyak Rp 2.787 triliun adalah harta deklarasi dalam negeri dan Rp 983 triliun deklarasi luar negeri. Adapun dana repatriasi—dana yang selama ini di luar negeri dan masuk kembali ke Indonesia karena tax amnesty—sebesar Rp 143 triliun, sementara uang tebusan yang masuk ke kas negara mencapai Rp 94,8 triliun.

Jangan "grasa-grusu" juga

Meski aliran dana selama pengampunan pajak memang momentum yang baik untuk investasi saham, Anda sebaiknya jangan “grusa-grusu” juga. Jangan sampai niat hati membeli saham untuk investasi, yang didapat malah kerugian.

Nah, agar menguntungkan, Praktisi dan Inspirator Indonesia Ryan Filbert meminta investor mempelajari dahulu perusahaan yang akan dibeli sahamnya.

“Lihatlah kinerja perusahaan tersebut melalui laporan-laporan keuangannya atau dalam bahasa keuangannya dikenal dengan analisis fundamental perusahaan,” papar Ryan Filbert seperti dimuat Kompas.com, Jumat (10/4/2016).

Semakin menguntungkan laporan keuangan sebuah perusahaan yang melantai di bursa, akan semakin banyak dividen bagi pemilik sahamnya. Karena itu, memilih saham dengan kinerja perusahaan yang baik, merupakan salah satu fondasi untuk berinvestasi saham.

THINKSTOCK.COM Membelajari laporan keuangan perusahaan

Analisis korelasi antara kinerja dan prospek saham PT Antam (Persero) Tbk, bisa jadi salah satu contoh. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini hingga triwulan III/2016 telah membukukan laba Rp 38,3 miliar. Kinerja tersebut terbukti berdampak positif juga pada pergerakan saham Antam di bursa.

“Tahun lalu pemegang saham Antam 13.000 orang yang terbagi dari perorangan, perusahaan, dana pensiun, manajer investasi, institusi , dan lain-lain. Setahun kemudian menjadi 37.000 orang dari komposisi yang sama,“ papar Direktur Keuangan Antam Dimas Wikan Pramudhito, kepada Kompas.com, Senin (7/11/2016).

Tak hanya jumlah pemilik saham yang bertambah, lanjut Dimas, harganya juga ikut terkerek naik. Pada awal Januari 2016, harga saham Antam bertengger di level Rp 300 per lembar. Nah, hingga penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (11/11/2016), harga saham perusahaan ini berada di level Rp 900 per lembar.

“Semua capaian kinerja positif itu terjadi karena adanya efisiensi produksi, inovasi bisnis, dan perbaikan harga komoditas yang dijual. Hasilnya kepercayaan investor kepada Antam meningkat,“ kata Dimas.

Bahkan, capaian tersebut telah membantu Antam meraih predikat khusus “The IDX Best Blue 2016” dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Predikat ini hanya diberikan kepada emitenpenerbit sahamyang mencatatkan pertumbuhan terbaik selama satu tahun terakhir.

Daniel Prabowo/KONTAN Ilustrasi kantor Antam

Saham Antamberkode ANTMjuga masuk deretan Indeks LQ-45, yaitu kelompok "blue chip" alias saham yang dinilai punya likuiditas tinggi di bursa. Ada beberapa kriteria untuk dapat masuk kelompok ini, termasuk paling sering ditransaksikan dalam setahun terakhir. Saham ini pun tak pernah kena suspend—anksi penghentian perdagangan sementaradari BEI.

Kalau sudah menemukan saham yang menjanjikan untuk penempatan dana, pertanyaan yang tersisa adalah sudah beranikah Anda berinvestasi di pasar saham? Sekadar catatan, program tax amnesty hanya akan berlangsung sampai 31 Maret 2017. Jangan sampai kesempatan investasi menguntungkan itu terlewatkan begitu saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com