Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: Indonesia Jangan Jadi Keranjang Barang-barang Impor

Kompas.com - 19/12/2016, 14:02 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum pulihnya perekonomian global tidak membuat Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, pesimistis menyongsong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017.

Menurut Enggartiasto, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia menempati peringkat ketiga di Asia, setelah China dan India.

"Saya optimis kita bisa terus naik. Pertumbuhan tinggi dan inflasi rendah, ditambah daya beli masyarakat terjaga. Apalagi, penduduk kita 250 juta adalah peluang pasar yang besar," kata Enggar dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Senin (19/12/2016).

Menurut Enggartiasto, salah satu efek melemahnya perekonomian global adalah menguatnya proteksi terhadap pasar. Proteksi itu dilakukan dengan berbagai cara, dari mempersulit barang masuk hingga menaikkan bea.

Dalam kondisi seperti ini, kementerian perdagangan sudah menyiasatinya dengan melakukan berbagai perjanjian bilateral untuk membuka pasar-pasar baru.

"Kita membuka pasar-pasar baru untuk komoditi ekspor kita. Afrika, India, Pakistan, Bangladesh. Saya menemani Presiden lakukan perjanjian dengan India. Ke Timur Tengah juga. Iran. Terus negara-negara Amerika Latin," katanya.

Selain diversifikasi pasar ekspor, pasar domestik juga terus ditata. Enggartiasto mengatakan, pemerintah tidak mau pasar dalam negeri hanya menjadi keranjang bagi barang-barang impor. Maka, pasar harus dilindungi.

"Saya proteksi pasar kita. Saya tidak mau kita cuma jadi pasar barang luar negeri. Untuk itu saya mengajak masyarakat untuk membeli komoditi hasil produk kita sendiri," kata Enggartiasto.

Tidak hanya itu, Enggartiasto juga mengajak pengusaha dan masyarakat agar pasar yang sudah diproteksi ini, dimanfaatkan dengan baik.

"Kita ciptakan iklim usaha. Saya protek pasar dalam negeri. Manfaatkan ini. Lakukan usaha dengan efesien. Sehingga kita jadi tuan di rumah sendiri," tuturnya.

Kalau proteksi pasar itu dimanfaatkan dengan baik, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus naik. Bahkan, juga akan mengikis kesenjangan sosial karena UKM diberdayakan dengan baik.

"Kami beri prioritas UKM. Kita dorong pengusaha besar juga kolaborasi dengan UKM. Di India, sangat gampang cari 200 orang terkaya, tapi juga gampang cari 200 orang termiskin. Kita enggak mau di negeri ini juga begitu. Pemerintah memihak UKM dan rakyat, agar terus tumbuh," pungkas Enggartiasto.

Kompas TV Baru 10% UKM yang Manfaatkan Teknologi Digital
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com