Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Sektor-sektor Ini Diramalkan Bakal Moncer di Tahun Ayam Api

Kompas.com - 04/01/2017, 10:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kondisi perekonomian diperkirakan belum akan beranjak jauh dari tahun lalu. Tantangan ekonomi dan ketidakpastian diyakini masih terus akan mewarnai perjalanan tahun ayam api, 2017.

Kendati di penghujung tahun lalu sudah ada kepastian mengenai pemangkasan produksi minyak oleh OPEC dan produsen di luar itu, namun kepatuhan terhadap komitmen masih perlu diuji minimal dalam enam bulan ke depan.

Pada penghujung tahun lalu pula sudah ada kepastian kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve. Akan tetapi seberapa besar, kapan dan seberapa cepat kenaikannya di tahun ini juga masih menjadi momok.

Di sisi lain, pemilihan umum Presiden Amerika Serikat telah membuat pasar saham dan pasar keuangan mengalami roller coaster pada kuartal terakhir 2016.

Donald Trump yang keluar sebagai pemenang pemilu masih ditunggu kebijakannya, yang diyakini bakal mengubah lansekap perekonomian global.

Dari Asia, motor ekonomi global, China, nampaknya masih akan berkinerja ‘begitu-begitu saja’.

Padahal sebagai produsen sekaligus konsumen komoditas terbesar di dunia, pemulihan ekonominya diharapkan lebih cepat, sehingga mengerek harga komoditas lebih tinggi.

Meski perekonomian global diperkirakan demikian, namun masih ada peluang yang bisa diraih dari pasar saham di Indonesia.

Analis dari Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe, meramalkan beberapa sektor yang bakal cemerlang di tahun ayam api.

“Konsumer, bank, properti, otomotif, dan infrastruktur jalan tol,” kata Kiswoyo kepada Kompas.com, Rabu (4/1/2017).

1. Sektor Konsumer

Di sektor konsumer, ada saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) produsen roti merek Sari Roti. 

Perusahaan ini pada akhir tahun lalu sempat menjadi polemik lantaran klarifikasi dari pihak manajemen yang enggan dikait-kaitkan dengan aksi 2 Desember 2016.

Kiswoyo memperhitungkan harga wajar ROTI di 1.800.

Selain ROTI, ada juga PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan harga wajarnya 50.000 dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan taksiran harga wajar di 9.500.

2. Sektor Jasa Keuangan

Di sektor jasa keuangan, Kiswoyo memberikan rekomendasi untuk saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI),  PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan  PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Saham-saham bank pelat merah masih layak untuk dibeli tahun ini, di mana harga wajar untuk BBRI mencapai 15.000 dan BBNI 7.500.

Sedangkan harga wajar BBCA diperhitungkan di level 17.000.

3. Sektor Otomotif

Di sektor otomotif, Kiswoyo memberikan rekomendasi pada saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan taksiran harga wajar 9.000.

4. Sektor Properti

Sedangkan di sektor properti, ada rekomendasi untuk saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di harga wajar 1.200.

Masih satu grup, saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) juga bisa menjadi pilihan tahun ini di harga wajar 7.500.

Saham lain di sektor properti yang menjadi rekomendasi tahun ini adalah PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dengan taksiran harga wajar di 750. 

Juga, operator kawasan industri PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dengan taksiran harga wajar 250.

5. Sektor Infrastruktur

Sementara itu di sektor infrastruktur ada perusahaan pelat merah PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) yang ditaksir memiliki harga wajar 6.500.

Kemudian ada juga saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dengan harga wajar diperhitungkan di 600.

Kompas TV Pergerakan Pasar Saham Usai Trump Menang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com