Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Pecahkan Rekor, Ini Penjelasan Analis Pasar

Kompas.com - 17/03/2017, 20:16 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini memecahkan rekor, dengan ditutup menguat sebesar 22,19 poin (0,4 persen) dibandingkan penutupan perdagangan hari kemarin, ke level 5.540,43.

Sejumlah analis pasar sepakat bahwa kemungkinan naiknya Indonesia ke peringkat 'investment grade' dari lembaga pemeringkat Standard & Poor (S&P) menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan indeks komposit.

(Baca: Spekulasi S&P akan Naikkan Rating Dorong IHSG Hingga Pecahkan Rekor)

"Terutama kemungkinan naiknya Indonesia menjadi investment grade dari S&P," kata Kepala Riset PT Bahana Securities Harry Su kepada Kompas.com, Jumat (17/3/2017).

Senada dengan Harry, Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, meskipun ia pribadi memperkirakan kecil kemungkinan S&P mengerek peringkat Indonesia ke invesment grade, namun kenaikan IHSG hari ini tak lepas dari rumor tersebut.

"Rumor akan dinaikkannya rating Indonesia menjadi faktor, walaupun saya pribadi memperkirakan kecil kemungkinan S&P akan menaikkannya," kata Edwin kepada Kompas.com, Jumat.

Edwin juga mengatakan, naiknya IHSG pada hari ini yang mencapai rekor baru disebabkan banyaknya aksi beli oleh investor asing yang tercermin dari net buy.

Net buy investor asing di lantai bursa mencapai Rp 2,5 triliun di seluruh pasar dan Rp 2,4 triliun di pasar reguler. Pada hari ini, sebanyak 157 saham diperdagangkan menguat, 151 saham melemah dan 115 saham stagnan.

Sementara itu, volume perdagangan mencapai 12,2 miliar saham senilai Rp 12,3 triliun. Meski begitu, Edwin mengatakan, kenaikan IHSG ini nampaknya ada jeda waktu (lagging) alias ketinggalan dibandingkan kenaikan indeks regional lain.

"IHSG kenaikannya ketinggalan dari Hongkong, Jepang, Singapura, dan Malaysia," kata Edwin.

Namun menurut analis dari Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan, kenaikan IHSG ada pengaruhnya dari naiknya suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve.

"Momentum naiknya suku bunga acuan Federal Reserve telah menjadi penantian pasar sejak dilantiknya Donald Trump," ucap Lucky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com