Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Diisukan Akan Dimakzulkan, Bagaimana Prosesnya?

Kompas.com - 19/05/2017, 11:44 WIB
Kompas TV Isu intervensi Rusia dalam pemilu Perancis makin memperkeruh gejolak politik di Amerika Serikat.

Apa saja peraturannya?

Tidak ada peraturan yang standar mengenai hal ini. Hanya, Senat terlebih dulu yang mengeluarkan resolusi untuk melakukan prosedur persidangan.

"Saat Senat memutuskan peraturan apa yang akan dipakai dalam persidangan, mereka benar-benar membuatnya selama persidangan berjalan," jelas Greg Craig, yang membela Clinton saat pemakzulan dan kemudian bertugas di Gedung Putih pada pemerintahan Barack Obama.

Misalnya, kata Mr Craig, peraturan awal dalam kasus tersebut memberikan waktu selama empat hari kepada manajer Republik untuk menyusun kasus, kemudian dilanjutkan proses selama empat hari untuk tim hukum presiden untuk pembelaan -yang pada dasarnya adalah pernyataan pembukaan.

Senat kemudian memutuskan apakah akan mendengarkan saksi-saksi, dan jika demikian, apakah itu akan dilakukan secara langsung atau dalam rekaman video. Akhirnya, Senat mengizinkan masing-masing pihak untuk menampilkan beberapa saksi melalui rekaman video.

Menurut mantan perwakilan Bob Barr, aturan yang diadopsi oleh Senat dalam persidangan Clinton -termasuk membatasi jumlah saksi dan lamanya deposisi- membuat proses pembuktian kasus lebih sulit jika dibandingkan dengan sidang di pengadilan federal.

Barr merupakan seorang anggota Partai Republik Georgia yang bertindak sebagai manajer DPR selama persidangan juga mantan pengacara Amerika Serikat.

"Impeachment adalah makhluk itu sendiri. Juri dalam kasus kriminal tidak mengatur peraturan untuk sebuah kasus dan tidak dapat memutuskan bukti apa yang ingin mereka lihat dan apa yang tidak mereka inginkan," jelas Barr.

Apa saja standarnya?

Konstitusi memungkinkan dilakukannya impeachment dan mengganti presiden karena alasan pengkhianatan, penyuapan, atau kejahatan berat lainnya dan pelanggaran ringan.

Namun tidak ada otoritas yang berfungsi sebagai pengawas mengenai bagaimana anggota parlemen memilih untuk menafsirkan standar tersebut. Ini kemudian yang menimbulkan pertanyaan tentang keinginan politik mengenai analisis hukum.

Bagaimana dengan Amandemen 25?

Diadopsi pada 1967, Amandemen 25 memberikan mekanisme lain untuk pergantian presiden. Hal ini lebih diarahkan untuk berurusan dengan seorang presiden yang menjadi terlalu cacat untuk melaksanakan tugas kantor, sebagai lawan dari pelanggaran hukum presiden.

Berdasarkan prosedurnya, jika wakil presiden dan mayoritas anggota kabinet mengatakan kepada Kongres bahwa presiden tidak dapat melakukan kekuasaan dan tugas kantornya, wakil presiden segera menjadi presiden.

Jika presiden membantah temuan tersebut, namun dua pertiga dari kedua majelis anggota Kongres setuju dengan wakil presiden, wakil presiden tetap menjadi presiden pengganti selama sisa masa jabatan. (Baratut Taqiyah)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com