Berlanjutnya tren penurunan suku bunga kredit tidak terlepas dari langkah Bank Indonesia yang tetap menjaga suku bunga acuan 7-day repo rate tetap 4,75 persen.
Dampaknya, pertumbuhan kredit pun kian bertambah cepat. Per akhir Maret, posisi kredit perbankan nasional mencapai Rp 4.370 triliun, bertumbuh 9,23 persen dibandingkan posisi periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 4.000 triliun.
Pertumbuhan kredit tahunan pada Maret 2017 lebih cepat dibandingkan Februari 2017 yang sebesar 8,6 persen dan Januari 2017 yang 8,3 persen.
Kendati demikian, perbankan masih dihantui oleh kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang masih saja tinggi. Per akhir Maret 2017, NPL perbankan bertengger di level 3,04 persen, yang secara historis tergolong cukup tinggi.
Kondisi ini menggambarkan kinerja korporasi baik besar, menengah, maupun kecil masih belum benar-benar pulih. Dampak pelemahan perekonomian domestik dan global sepanjang 2014 – 2016 masih terasa hingga kini.
Beruntung, level NPL sudah melewati puncaknya dan kini berada dalam kecenderungan menurun. NPL per Maret sudah lebih rendah dibandingkan Februari 2017 yang mencapai 3,2 persen.
Dengan NPL yang masih tinggi, perbankan tentu sangat berhati –hati menyalurkan kredit. Artinya, ekspansi kredit akan dilakukan secara perlahan. Wajar perbankan sangat khawatir terhadap NPL, sebab NPL kerap berujung pada kerugian bank.
Prospek perekonomian yang makin baik belakangan ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan dan konsolidasi korporasi sehingga NPL pun bisa turun dengan cepat.
Bila level NPL sudah kembali ke tingkat moderat sekitar 1 -2 persen, perbankan akan lebih leluasa menyalurkan kredit. Kondisi inilah yang diharapkan agar pertumbuhan ekonomi 5,3 persen tahun ini bisa tercapai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.