Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indef Ingatkan Pemerintah soal Bahaya Kemiskinan

Kompas.com - 19/07/2017, 21:42 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik J Rachbini mengingatkan pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah guna mengurangi jumlah penduduk miskin Indonesia yang saat ini terus bertambah di tengah pertumbuhan perekonomian yang bagus.

"Program pengurangan kemiskinan itu contohnya sudah banyak. Ada program reformasi agraria, program akses keuangan, program akses keterampilan. Mudah-mudahan jalan, itu program yang sudah bagus, tinggal dijalankan atau tidak," kata Didik di Jakarta, Rabu (19/7/2017).

Imbas meningkatnya jumlah masyarakat miskin di Indonesia, saat ini industri ritel di tanah air menjadi tidak sehat. Tak sedikit perusahaan yang bergerak di industri tersebut merumahkan karyawannya, lantaran daya beli masyarakat turun.

(Baca: Kemiskinan Makin Dalam dan Kian Parah)

"Sekarang banyak ritel yang tidak berkembang, daya beli turun. Itu indikasi bahwa pemerintah tidak punya target yang bagus untuk mengurangi kemiskinan. Pemerintah gagal mengurangi kemiskinan, padahal ekonomi normal," ujar dia.

Dengan fakta itu, pemerintah diingatkan untuk segera menuntaskan persoalan yang ada. Alasannya, hal itu bisa berdampak pada turunnya kepercayaan publik pada pemerintah. Bahkan, dampak lainnya bisa memicu krisis yang pernah dialami Indonesia pada tahun 1997 silam.

"Harus waspada, spiral kebawahnya bisa cepat kalau tidak diantisipasi dan diatasi. Seperti krisis 1997 kan tiba-tiba saja merosot ke bawah, kayak papan luncur. Mumpung tidak seperti itu lebih baik waspada," tutup dia.

(Baca: Tekan Kemiskinan di Bawah 10 Persen pada 2018, Apa Langkah Pemerintah?)

Jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,7 juta orang pada Maret 2017, bertambah sekitar 6.900 orang dibandingkan jumlah September 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com