Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Dibangun Besar-Besaran, Kapan Dampaknya Terlihat?

Kompas.com - 04/03/2019, 12:35 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Selama lima tahun terakhir, pemerintah gencar membangun beragam proyek infrastruktur, tak hanya di perkotaan, tapi juga hingga ke desa-desa di pelosok negeri.

Lantas kapan dampak positif pembangunan infrastuktur tersebut dirasakan dalam pertumbuhan ekonomi?

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini hal itu akan dirasakan setelah 2020.

"Memang tidak naik cepat dalam dua tahun ini karena globalnya sedang tidak menentu, tetapi insya Allah 2020 dan seterusnya kita akan bergerak maju," ujarnya di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Senin (4/3/2019).

Baca juga: Pembangunan Infrastruktur Dongkrak Perkembangan Industri Properti

"Dampak infrastruktur dan kebijakan di bidang investasi yang dilakukan dalam hampir lima tahun ini akan kelihatan," katanya.

Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi ialah terjadinya efisiensi biaya logistik akibat adanya konektivitas dari satu daerah ke daerah lain.

Hal ini, kata Perry, bisa terjadi lantaran pembangunan infrastruktur dan investasi dilakukan secara besar-besaran, tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga BUMN dan swasta.

Baca juga: Kementerian BUMN: Investor Makin PD Masuk ke Infrastruktur

"Ke depan kami yakin, kalau ada kontinuitas dari kebijlaan ini, we will moving forward 6 persen (pertumbuhan ekonomi)," katanya.

Sementara itu, pada 2019 BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 5-5,4 persen dengan titik tengah 5,2 persen. Konsumsi rumah tangga diyakini masih tinggi lantaran ada pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com