Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumbuh Pesat, Ini Tantangan E-commerce untuk Raih Loyalitas Konsumen

Kompas.com - 26/03/2019, 19:28 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri jual beli secara daring atau e-commerce semakin menggeliat di berbagai belahan dunia salah satunya Indonesia. Besarnya jumlah penduduk di Indonesia merupakan surga bagi para pelaku industri ini.

Di sisi lain, pesatnya pertumbuhan e-commerce juga menjadi tantangan bagi para pelaku usaha itu sendiri. Pasalnya, semakin banyak e-commerce yang bermunculan, masyarakat semakin bingung menentukan mana yang terbaik.

Kebingungan itu mengakibatkan masyarakat berpindah dari satu e-commerce ke e-commerce lain. Bahkan, beberapa e-commerce mengalami penurunan pengguna sejak tahun 2018.

Baca juga: Konsumen E-commerce Turun?

"Karena menjamurnya e-commerce, masyarakat bingung mau pakai yang mana. Semuanya menawarkan produk serupa sehingga sulit dibedakan," ujar Director Consulting Deloitte Southeast Asia Stanley Kyung Sup Song di Jakarta, Selasa (26/3/2019).

Oleh karena itu, papar Stanley, penting bagi pelaku e-commerce untuk melakukan berbagai macam inovasi sehingga mudah dibedakan. Bila mudah dibedakan, loyalitas konsumen juga akan menguat.

"Ke depannya, e-commerce akan berkembang. Jadi perusahaan-perusahaan e-commerce itu harus melakukan strategi yang berbeda. Misalnya saya lebih suka Tokopedia, kenapa harus pindah ke Shopee? Sementara program yang ditawarkan sama-sama gratis ongkir (ongkos kirim)," ucap Stanley.

Baca juga: Pasar E-Commerce Indonesia Diprediksi Tumbuh hingga 20 Miliar Dollar AS

Stanley memaparkan, ke depannya konsumen akan mencari sesuatu yang baru dan unik. Salah satu contohnya adalah tren kosmetik Korea yang belakangan ini telah mengalami peningkatan di pasar Indonesia.

"Orang Indonesia suka yang unik-unik. Dalam artian, orang lain mau mencoba dan bisa diyakinkan dengan produk tersebut. Contohnya tren kosmetik Korea yang menjamur, kosmetik itu menawarkan masker volcano, itu kan unik. Dilihat dari iklannya pun, membuat orang ingin mencoba," sebut dia.

Untuk menciptakan produk yang unik, papar Stanley, sumber daya manusia pun harus dibenahi agar mampu membangun inovasi ke depannya.

"Selain infrastruktur untuk internet, SDM nya juga harus dibenahi supaya layanan e-commerce benar-benar maksimal," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com