Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimisme Investor CEO Indonesia yang Terendah di ASEAN

Kompas.com - 03/04/2019, 09:30 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei yang dilakukan oleh Oxford Business Group (OBG) dengan tajuk Business Barometer: ASEAN CEO Survey 2019 mengindikasikan, para CEO tetap optimis dengan prospek ekonomi kawasan Asia Tenggara.

Namun, para CEO juga mengkhawatirkan adanya kesenjangan keterampilan (skill gap) yang dianggap bisa menghambat perkembangan perekonomian negara dengan optimal.

Dalam survei ekonomi tersebut, OBG melakukan wawancara serta survei secara tatap muka dengan lebih dari 400 CEO perusahaan di Thailand, Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Myanmar dalam rangka menilai sentimen bisnis di kawasan Asia Tenggara.

Baca juga: Perang Dagang Bikin CEO Dunia Kehilangan Optimisme

"Sentimen investor di empat negara yang disurvei tampaknya tetap tinggi, di mana 75 persen responden mengatakan bahwa perusahaan mungkin atau sangat mungkin akan melakukan investasi dengan modal yang besar dalam jangka waktu 12 bulan ke depan," jelas OBG melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (2/4/2019).

Optimisme tertinggi datang dari para CEO di Thailand dengan persentase 81 persen, sedangkan yang terendah adalah dari CEO di Indonesia sebesar 72 persen.

Sementara, soal lingkungan perpajakan dalam negeri, para responden memberikan jawaban yang beragam. Hanya 38 persen CEO menyatakan bahwa lingkungan perpajakan dalam negeri sudah kompetitif atau sangat kompetitif, sementara 45 persen lainnya menjawab tidak kompetitif atau sangat tidak kompetitif.

Baca juga: Tiga Sifat yang Harus Dimiliki Pemimpin Menurut CEO Microsoft

Para CEO di Filipina adalah yang paling pesimis karena hanya 23 persen responden, terutama yang berbasis di Manila, memberikan tanggapan positif terhadap lingkungan perpajakan dalam negeri.

"Akses kredit dalam negeri juga menimbulkan tanggapan yang beragam, di mana 39 persen responden dari masing-masing negara menyatakan bahwa akses terhadap kredit saat ini mudah atau sangat mudah, namun 46 persen responden lainnya menilai masih sulit atau sangat sulit," jelas keterangan tertulis tersebut.

Baca juga: Sempat Nyaris Gagal, Ini Cara CEO Google Lolos Wawancara Kerja

Sementara itu, para CEO di Thailand dan Filipina menunjukkan respon positif dalam hal akses terhadap kredit di negeri masing-masing, namun di Myanmar, 81 persen responden menilai akses terhadap kredit masih sulit atau sangat sulit.

Sejumlah negara-negara Asia Tenggara juga mulai bergerak mengembangkan industri teknologi dan manufaktur untuk pendorong pertumbuhan ekonomi, namun kesenjangan keterampilan saat ini menjadi kekhawatiran utama bagi para CEO. Berdasarkan survei, responden menilai kepemimpinan dengan persentase 33 persen, engineering (18 persen), dan research & development (14 persen) merupakan keterampilan yang sangat dibutuhkan saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com