Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Inalum dan Antam Kerja Sama dalam Hilirisasi Bauksit Jadi Alumina

Kompas.com - 04/04/2019, 21:30 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah dengan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bekerja sama dalam Pencanangan Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery di Desa Bukit Batu, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Kamis (4/4/2019).

Menteri BUMN Rini Soemarno yang hadir dalam pencanangan itu mengatakan kalau sinergi BUMN tersebut diperlukan untuk membangun mata rantai industri hulu ke hilir.

“Kehadiran pengembangan industri pengolahan bauksit menjadi alumina di Mempawah harus memiliki manfaat bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat daerah setempat. Saya sangat menyambut baik pencanangan ini,” kata Rini Soemarno melalui keterangan rilis.

Sinergitas tersebut dilakukan antara PT Indonesia Asahan Aluminum (Persero) yang bekerja sama dengan PT. Antam Tbk, melalui anak usaha patungan mereka PT. Borneo Alumina Indonesia (PT BAI).

Sebagai informasi, Indonesia memiliki cadangan bauksit terbesar keenam di dunia. Karenanya, proyek ini akan mengurangi ekspor mineral mentah sekaligus ketergantungan impor untuk sumber bahan baku untuk produksi aluminium.

Menteri BUMN Rini Soemarno lanjut menyatakan kalau proyek ini merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah untuk memperkuat basis industri pertambangan dalam negeri.

“Di masa yang lalu, kita masih harus mengirimkan bauksit ke negara-negara lain untuk diolah sebelum dikirim kembali ke Indonesia. Ke depan, kita bertekad untuk memaksimalkan nilai tambah bauksit dan juga bahan-bahan tambang lainnya di dalam negeri,” kata Rini. 

Ketua DPD RI Oesman Sapta Oedang yang juga hadir dalam acara itu mengatakan, pengembangan industri pengolahan bauksit menjadi alumina ini akan mendorong lahirnya potensi investasi lainnya di masa depan. Misalnya dalam bentuk pengembangan industri-industri terkait alumina-aluminium based dan diversifikasinya.

“Semua ini sepenuhnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan negara Indonesia secara umum, dan bagi masyarakat sekitar secara khusus,” ujar Oesman Sapta Oedang.

Selain Menteri BUMN dan Ketua DPD RI, dalam acara pencanangan tersebut hadir pula Direktur Utama (Dirut) PT Inalum (Persero) Budi G. Sadikin dan Dirut Antam Arie Prabowo Ariotedjo.

Dikesempatan itu Dirut Inalum Budi G. Sadikin menyatakan, kalau pencanangan Pabrik Pemurnian Alumina ini merupakan bagian dari upaya melaksanakan salah satu mandat Holding Industri Pertambangan, yakni mendorong hilirisasi produk tambang.

“Nantinya Inalum yang satu-satunya memiliki pabrik pemurnian aluminium di Indonesia, akan mendapatkan pasokan alumina dari dalam negeri. Penghematan yang dilakukan Inalum dapat mencapai 200 juta USD,” ucap Budi.

Tak cuma itu, menjelaskan pula bila proyek tersebut akan mengurangi defisit transaksi berjalan dan memperkuat nilai tukar rupiah.

Sedangkan, Dirut Antam, Arie Prabowo Ariotedjo mengemukakan bahwa proyek Smelter Grade Alumina Refinery merupakan proyek pengembangan strategis bagi Indonesia.

Perlu diketahui, proyek Pembangunan Pabrik Alumina yang akan dikelola oleh PT BAI akan dibangun diatas lahan seluas 288 hektar (ha) di tiga Desa di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Proyek Pengolahan Smelter Grade Alumina ini akan memiliki kapasitas awal sebesar 1 Juta ton per tahun dan dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara sebesar 3 x 25 Megawatt (MW).

Diperkirakan, nilai investasi proyek mencapai Rp 850 juta dollar (termasuk IDC dan Modal Kerja). Proyek ini sendiri ditargetkan mulai berproduksi di awal tahun 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com