Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taruh Ponsel, Ikuti 5 Langkah Ini Agar Lebih Produktif

Kompas.com - 22/04/2019, 19:24 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bermain ponsel seharian bukanlah produktif. Menurut riset Dscout, rata-rata orang menyentuh ponsel hingga 2. 617 kali sehari, memeriksa email hingga 74 kali, dan menerima 46 notifikasi setiap hari.

Padahal, Anda mempunyai 168 jam dalam seminggu. Ketika Anda terlalu fokus pada ponsel Anda, Anda tidak akan mampu mengalokasikan waktu untuk hal lain yang lebih penting.

Steve Glaveski, seorang penulis menawarkan solusi yang sederhana, yaitu menonaktifkan semua pemberitahuan di desktop dan ponsel cerdas Anda bila Anda ingin produktif untuk hal-hal lain.

Dikutip dari CNBC, Senin (22/4/2019), ikuti 5 langkah ini agar Anda lebih produktif tak melulu bergantung kepada ponsel pintar.

1. Alokasikan Waktu

Waktu itu langka, sama seperti sumber daya paling berharga, tidak pernah cukup. Satu-satunya yang membuat waktu tercukupi adalah mengalokasikannya.

Mulailah dengan mengalokasikan waktu 168 jam per minggu dalam kehidupan Anda baik untuk pekerjaan, keluarga, kerohanian, kesehatan, rekreasi, dan tanggung jawab sosial yang Anda cocokkan dengan kebutuhan Anda. Setelah membuat daftar, patuhilah itu.

2. Bedakan antara aktivitas dan produktivitas

Banyak orang yang mengatakan "Saya kewalahan. Banyak yang harus saya lakukan. Saya sangat sibuk,". Padahal, ada perbedaan antara aktivitas dan produktivitas.

Aktivitas adalah bergerak konstan, sementara produktivitas adalah menyelesaikan hal-hal penting atau yang diprioritaskan. Menetapkan prioritas berarti mengidentifikasi hanya lima hal teratas yang mutlak harus diselesaikan.

3. Hentikan Penggunaan "Reply All" Pada Email

Reply All pada email benar-benar membuang waktu. Satu email membutuhkan waktu 15 menit untuk membaca kemudian dikirim ke 40 orang. Bila semua orang berpikiran seperti Anda, tentu Anda akan mendapat notifikasi email lain yang sebetulnya tidak Anda perlukan.

Percaya atau tidak, waktu yang terbuang bisa sekitar 10 jam bila Anda menggunakan fitur ini. Padahal, waktu 10 jam itu bisa Anda gunakan untuk mengerjakan prioritas lain.

4. Atur Ekspektasi

Mungkin waktu itu, saat faksimile dan teleks merupakan alat komunikasi paling canggih, pesan-pesan akan dikirim saat jam kantor. Jika pesan dikirim ke area-area yang jauh, memerlukan waktu untuk menerima balasan sampai beberapa hari kemudian.

Saat ini, orang-orang telah menggunakan ponsel pintar sehingga pesan apapun langsung masuk ketika Anda mengirimkan. Kadang, hal ini menyebabkan orang kurang tidur.

Oleh karena itu, jangan mengharapkan balasan langsung karena orang lain juga perlu istirahat. Agar terkesan lebih sopan, beritahu si penerima bahwa mereka bisa membalas saat pagi berikutnya atau saat mereka telah memikirkannya.

5. Atur Kegiatan Atau Jadwal Anda

Banyak sekali karyawan yang datang ke kantor dan menemukan jadwalnya penuh dengan meeting setiap setengah jam sekali. Padahal, tidak semua hal itu diperlukan, apalagi satu kali meeting membutuhkan waktu 30 menit atau lebih.

Untuk menghemat waktu agar Anda bisa mengerjakan hal lainnya, evaluasi tujuan setiap pertemuan dan lihat mana yang dapat dilakukan dengan telepon atau email. Seorang manajer yang cerdas tahu secara mendetail kegiatannya meskipun memiliki asisten.

Dunia yang selalu terhubung tidak akan berubah, jadi Anda harus menetapkan batas dan prioritas Anda sendiri. Anda Tidak mungkin akan menyelesaikan semuanya sehingga perlu merenungkan apa yang paling penting.

https://www.cnbc.com/2019/04/04/mba-professor-stop-letting-push-notifications-on-your-phone-ruin-your-productivity.html

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com