Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, LPN Bertekad Jadikan GNP2DS Budaya Pekerja

Kompas.com - 04/05/2019, 07:00 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Lembaga Produktivitas Nasional (LPN) mendorong pemerintah untuk mempercepat peningkatkan produktivitas dan daya saing melalui Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing (GNP2DS) di seluruh Indonesia, 

"Itu (peningkatan produktivitas) kunci untuk bisa menjadi negara maju dan bisa keluar dari jebakan kelas menengah," kata Wakil Ketua LPN Iskandar Simorangkir usai menggelar rapat pleno LPN tahun 2019 di Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Untuk itu, kata dia, LPN akan menjadikan program atau gerakan tersebut menjadi budaya bagi pekerja untuk meningkatkan produktiitas dan daya saing

Tidak hanya program tersebut, kata Iskandar, dalam rapat pleno itu juga menghasilkan program kedua untuk mempercepat peningkatan produktivitas dan daya saing. 

Program itu adalah berupa sistem pengupahan yang adil dengan tidak merugikan pekerja dan pemberi kerja (pengusaha). Program ini nanti akan diusulkan kepada pemerintah. 

"Untuk menjadi negara maju, konflik antara pekerja dengan pemberi kerja harus diselesaikan. Makanya kami memberi usulan ke pemerintah sistem pengupahan yang tidak merugikan pekerja dan pemberi kerja," katanya.

Adapun program ketiga, kata Iskandar, yakni peningkatan sumber daya manusia (SDM) sebagai kunci sukses sebuah negara. Untuk itu, pleno LPN ini memberikan masukan kepada presiden bagaimana meningkatkan kualitas SDM sehingga produktivitasnya meningkat.

"Kalau tidak bisa tingkatkan produktivitas, kita akan terjebak ke dalam kelas menengah, " ujarnya.

Sementara itu, Direktur Bina Produktivitas Ditjen Binalattas Kemnaker, M. Zuhri yang hadir pula dalam program tersebut mengatakan, rapat pleno ini menyepakati untuk merevitalisasi atau memberdayakan LPN.

Langkah tersebut diambil agar LPN sebagai lembaga bisa memberikan efek terhadap peningkatan produktivitas sebuah bangsa.

Menurut Zuhri, ke depan produktivitas merupakan tolok ukur sebuah bangsa maju yakni bangsa yang produktif.

"Karena itu pilihannya bangsa kita harus produktif agar bisa maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain," katanya.

Revolusi 4.0 jadi keuntungan

Direktur Bina Produktivitas Ditjen Binalattas Kemnaker, M. Zuhri yang turut hadir dalam pleno tersebut mengatakan bahwa making Revolusi 4.0 memberikan keuntungan dan tantangan bagi peningkatan produktivitas tenaga kerja.

Tantangan itu, kata dia, khususnya dirasakan benar di bidang pengelolaan human resources dan peningkatan daya saing dalam era globalisasi ini.

"Untuk itu, Kemnaker telah membuat program Triple Skilling, yaitu Skilling, Reskilling dan Upskilling, untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja," ujarnya.

Hal senada dikatakan Sekjen Association Productivity Organization (APO) terpilih Mochtan yang juga hadir dalam rapat pleno itu. Menurutnya untuk menuju sebagai negara maju, kuncinya terletak pada produktivitas.

"Today is better than yesterday and tomorrow is better than today, " kata Mochtan.

Perlu diketahui, dibandingkan negara-negara lain di Asean, produktivitas Indonesia masih di bawah negara Thailand, Malaysia, terutama Singapura.

enegaskan kinerja yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan oleh LPN yakni meningkatkan peran LPN melalui revisi Peraturan Presiden Nomor : Perpres No. 50 Tahun 2005, dan melakukan sinkronisasi lembaga tersebut dengan kegiatan-kegiatan Association Productivity Organization (APO). 
 
"Implementasi GNP2DS, merupakan salah satu target prioritaskan Kemnaker, " katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com