Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Sebagian Besar Milenial Hidup dari Gaji ke Gaji

Kompas.com - 19/05/2019, 11:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Hampir dua pertiga milenial mengaku mereka hidup dari gaji ke gaji. Tak hanya itu, hanya 38 persen milenial yang merasa mereka telah stabil secara finansial.

Dilansir dari CNBC, Sabtu (19/5/2019), hal tersebut terungkap dalam survei terbaru yang dilakukan oleh Charles Schwab. Dalam survei tersebut, terungkap bahwa milenial merasa paling tidak stabil secara finansial dibanding generasi-generasi lainnya.

Survei bertajuk 2019 Modern Wealth tersebut dilakukan terhadap sekira 380 orang milenial berusia 23-38 tahun. Dalam survei tersebut, milenial mengaku menghabiskan rata-rata 478 dollar AS per bulan atau setara sekira Rp 6,9 juta untuk hal-hal yang sebenarnya tak perlu, seperti makan di luar, hiburan, barang-barang mewah, dan liburan.

Baca juga: Berapa Sebenarnya Gaji Pegawai Amazon?

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan Gen X yang mengeluarkan uang rata-rata 587 dollar AS atau kira-kira Rp 8,4 juta untuk hal-hal tak perlu. Namun, lebih tinggi dibandingkan baby boomers yang mencapai 359 dollar AS atau sekira Rp 5,2 juta.

"Tampaknya aneh bahwa ketika kita melihat statistik yang ada bahwa banyak milenial yang hidup dari gaji ke gaji, namun di sisi lain, mereka belanja berlebihan," kata Farnoosh Torabi, penulis tentang keuangan personal.

Meski tampaknya janggal, imbuh Torabi, namun ini adalah kenyataannya yang dihadapi banyak milenial.

"Ketika kehidupan keuangan Anda berantakan, besar kemungkinan Anda akan belanja berlebihan. Emosi terkait uang akan menggiring kita membuat pilihan yang tidak rasional," terang dia.

Baca juga: Milenial dan Gen Z, Begini Cara Cerdas Belanjakan Gaji Pertama

Faktanya, milenial pun menghadapi beragam kondisi keuangan yang sulit. Harga rumah yang kian melambung, namun gaji kerap tak cukup memenuhi kebutuhan juga menambah tekanan.

"Ketika Anda memiliki cicilan, tagihan kartu kredit, ketika Anda tidak memiliki literasi keuangan yang cukup, itu semua bisa berakibat pada pembuatan keputusan yang tak sehat terkait uang Anda, termasuk belanja berlebihan," sebut Torabi.

Untuk mengelola uang dengan baik, imbuh dia, maka ini tergantung pada pola pikir Anda. Anda perlu menemukan strategi yang sesuai dengan Anda dan memungkinkan Anda memperoleh banyak pengalaman baik dalam hidup dan menabung untuk masa depan.

"Bila Anda mencoba mengurangi pengeluaran Anda, langkah pertama adalah mengatur tentang apa yang Anda belanjakan dan bagaimana Anda membelanjakan (uang)," terang Saundra Davis, pakar keuangan dan profesor dari Golden State University.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com