Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Incar Brand Besar, Satyamitra Bidik Produksi Kemasan Kotak Ponsel

Kompas.com - 03/07/2019, 12:14 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk mengalami perkembangan cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir sebagai industri pengemasan.

Perseroan mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 23,70 persen menjadi Rp 1,67 triliun pada 2017. Kemudian pada 2018, terjadi pertumbuhan 30,54 persen menjadi Rp2,18 triliun.

Marketing and Operational Director Satyamitra Herryanto S Hidayat mengatakan, dari semula memproduksi boks karton saja, kemudian merambah ke segmen offset printing, pre-print, dan rigid box. Produk tersebut membuat Satyamitra tak hanya sebagai produsen kemasan luar, tapi juga kemasan dalam.

Sebagian besar pelanggan perseroan berasal dari sektor konsumer dan teknologi, di antaranya Unilever Group, Adidas, Indofood Group, Mayora Group, Oppo, Lenovo, Smartfren, dan Polytron.

Baca juga: IPO, Satyamitra Kemas Lestari Tawarkan Harga Rp 193 Per Saham

Menurut Herry, prospek industri pengemasan yang semakin potensial ke depannya adalah kotak ponsel dan sepatu.

"Kita lihat prospeknya saat ini market-nya mulai tinggi. Sampai hari ini kita terus kembangkan ini, fokus ke industri kemasan HP," ujar Herry di Jakarta, Selasa (1/7/2019).

Apalagi, industri teknologi berkembang pesat. Berbagai macam gadget tengah digandrungi. Saat ini ponsel 5G tengah dikembangkan, yang mana akan menggeser ponsel-ponsel yang masih mengadopsi 4G.

"Growth-nya akan tinggi sekali dan kita punya kesempatan terbesar di situ karena sudah memegang brand besar," kata Herry.

Baca juga: Desain Kemasan dan Merek Industri Kecil Diperkuat

Kemasan carton box mendominasi penjualan sebesar 55,05 persen terhadap penjualan pada 2018. Selain kotak ponsel, kotak sepatu juga menjadi salah satu produksi terbanyak Satyamitra.

Setiap bulannya, kapasitas produksi kotak sepatu untuk berbagai merk ternama sekitar 20 juta kardus.

"Kita sudah pegang brand besar, langsung ke owner-nya," kata dia.

Ke depannya, perseroan berencana untuk memproduksi jewelry boxes, premium gift products, dan stationery box. Satyamitra juga berencana memproduksi kertas kado untuk dipasarkan di luar negeri.

 

Baca juga: Kemasan Kecil, Penentu Perubahan Bisnis Ritel di Asia

Berbeda dengan Indonesia, kata Herry, warga negara AS dan Eropa cukup konservatif dalam memberikan hadiah. Mereka selalu mengemasnya dalam berbagai perayaan, seperti Natal dan Thanskgiving.

Hal ini menjadi peluang besar bagi Satyamitra untuk masuk ke pasar tersebut.

Selain itu, kata Herry, mereka juga berpikir untuk memproduksi wadah makanan dan minuman dari kertas karton.

"Lama-lama paper cup akan juga jadi tradisi karena banyak yang menggunakan gelas sekali pakai, kita akan bikin juga. Juga nikin piring kertas, bagaimana dia bisa masuk microwave," kata Herry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com