Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Selepas Tahun Pemilu, Pelaku Usaha Akan Naikkan Harga Jual

Kompas.com - 12/07/2019, 08:46 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku bisnis Indonesia disebut memiliki harapan tertinggi di dunia untuk menaikkan harga. Ini berdasarkan survei yang dilakukan Grant Thornton bertajuk International Business Report (IBR) periode semester I 2019.

Data survei di 35 negara ini mencatat beberapa hasil menarik terkait tren pelaku bisnis global termasuk Indonesia.

Dalam survei itu, 69 persen pelaku usaha berharap akan melakukan kenaikan harga jual di tahun yang akan datang. Hasil ini naik cukup signifikan dibandingkan dengan periode survei sebelumnya di semester II 2018 yang berada di level 55 persen.

Dalam laporan surveinya yang dikutip pada Jumat (12/7/2019), selepas perhelatan Pilpres 2019, tampaknya pelaku usaha mulai menunjukkan sinyal positif dalam dunia usaha. Sebagai perbandingan level rata-rata ASEAN berada di 45 persen dan global jauh lebih rendah yaitu 32 persen.

Baca juga: Tak Cuma Modal, Pelaku Usaha kecil juga Perlu Pendampingan

Keyakinan akan kondisi ekonomi Indonesia ke depannya juga tampak dari hasil survei lainnya. Sebanyak 79 persen pelaku usaha Indonesia berharap untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi dalam 12 bulan ke depan.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang berada di level 62 persen dan masih jauh di atas rata-rata ASEAN di 54 persen dan pelaku usaha global yang berada di level 35 persen.

Secara umum, optimisme bisnis pelaku usaha Indonesia berada di urutan ketiga dunia pada periode survei kali ini dengan level optimisme di 66 persen, di bawah Filipina dan Vietnam yang berada di posisi pertama dan kedua.

Secara global pelaku usaha kembali mencatat penurunan terkait rata-rata optimisme bisnis dalam setahun ke depan. Optimisme global hanya berada di level 32 persen turun dari periode survei sebelumnya yang berada di 39 persen, bahkan level optimisme ini merupakan yang terendah sejak 2016.

Baca juga: Volatilitas Rupiah Bisa Berdampak pada Pelaku Usaha dengan Bahan Baku Impor

Ketidakpastian ekonomi masih diidentifikasi pelaku usaha sebagai kendala dari beberapa survei terakhir yang dilakukan IBR. Meningkatnya ketidakpastian menggerakkan kekhawatiran mereka akan kurangnya permintaan di waktu yang akan datang.

Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia mengatakan, pemeringkatan IBR pada tahun ini cukup konsisten dengan pandangan secara makro. Pelaku usaha di negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, Filipina dan Vietnam secara konsisten menunjukkan kecenderungan lebih tinggi untuk investasi secara fisik, R&D dan teknologi.

“Ekonomi pasar negara berkembang yang tumbuh cepat ditandai oleh akumulasi modal yang cepat dan Produktivitas Faktor Total (Total Productivity Factor/TFP) yang kuat, dimana R&D dan inovasi memiliki peranan yang sangat penting untuk pertumbuhan TFP," terang Johanna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com