Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menerka Kekuatan Sebuah Mata Uang dari Burger

Kompas.com - 13/07/2019, 12:41 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Sejumlah politisi dan pelaku pasar meyakini kurs dollar AS terlalu kuat dibandingkan rival-rivalnya. Ternyata, salah satu indikatornya adalah dari makanan, yakni burger.

Mengapa bisa?

Dikutip dari CNN, Sabtu (13/7/2019), majalah The Economist memiliki indeks yang dinamakan Big Mac Index. Ini adalah cara mudah untuk mengetahui nilai mata uang dan nilai-nilai mata uang lain lebih rendah dari nilai dollar AS.

The Economist meluncurkan Big Mac Index teranyarnya baru-baru ini. Indeks tersebut didasarkan pada teori daya beli alias purchasing power parity.

Nilai tukar memengaruhi nilai barang yang bisa dibeli. Apabila mata uang X dapat membeli barang dengan harga yang lebuh murah dibandingkan mata uang Y, maka mata uang X secara komparatif lebih murah atau undervalue, sementara mata uang Y sebaliknya.

Baca juga: Ketika Harga Burger Mencerminkan Ekonomi

Penguatan mata uang dollar AS, menurut indeks tersebut, bukan hal baru. Akan tetapi, dalam enam bulan terakhir, kurs dollar AS terpantau menguat.

Sementara itu, pesaing utama dollar AS, yakni euro merosot cukup tajam terhadap dollar AS sejak awal tahun. Dengan demikian, harga burger Big Mac McDonald's kini 19 persen lebih murah di kawasan Eropa ketimbang di AS, dibandingkan 17 persen pada tahun lalu.

Adapun mata uang rubel Rusia merupakan yang paling murah terhadap dollar AS, yakni 65 persen. Harga Big Mac di Rusia adalah 130 rubel atau 2 dollar AS, sementara di AS mencapai 5,74 dollar AS.

Adapun mata uang franc Swiss merupakan satu-satunya yang lebih mahal dibandingkan dollar AS. Di kota Zurich di Swiss, harga Big Mac mencapai 6,5 franc atau sekira 6,6 dollar AS.

Baca juga: Minim Sentimen, Rupiah Melemah Tipis terhadap Dollar AS

Ini membuat mata uang franc 14 persen lebih kuat. Adapun berdasarkan ICE US Dollar Index, kurs dollar AS menguat 0,9 persen tahun ini.

Sepanjang 2018 lalu, kurs dollar AS menguat 4 persen. Penguatan dollar AS sepanjang tahun lalu lebih banyak didorong oleh langkah bank sentral AS Federal Reserve menaiklan suku bunga.

Suku bunga yang lebih tinggi membuat aset di sebuah negara, termasuk mata uangnya, lebih atraktif bagi investor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com