Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merugi, Sriwijaya Air Tak Lanjutkan Program Travel Pass

Kompas.com - 15/07/2019, 19:40 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai Sriwijaya Air enggan memperpanjang program Sriwijaya Air Travel Pass. Dengan program ini, masyarakat bisa menikmati layanan penerbangan domestik Sriwijaya Air sepuasnya selama setahun, cukup dengan membayar Rp 12 juta.

Direktur Niaga Sriwijaya Air, Joseph Tendean mengatakan, pihaknya memutuskan tak melanjutkan program tersebut karena merugi.

“Enggak (ada rencana melanjutkan Sriwijaya Travel Pass) sih. (Karena) rugilah,” ujar Joseph di Jakarta, Senin (15/7/2019).

Joseph menambahkan, pihaknya akan membuat program lain yang tak merugikan bagi Sriwijaya Air. Salah satu program yang baru diluncurkan, yakni Garuda Miles.

Baca juga: Sempat Rugi, Sriwijaya Air Targetkan Dapat Laba Rp 300 Miliar di 2019

Saat ini Sriwijaya Air menjalin kerjasama operasional dengan Garuda Indonesia. Dengan adanya kerjasama tersebut, penumpang Sriwijaya Air bisa mendapatkan poin Garuda Miles jika terbang dengan maskapai tersebut.

“Nanti kita bikin program baru lagi. Kita bikin yang enggak bikin rugi. Kan sekarang ada Garuda Miles untuk menumbuhkan loyalitas penumpang,” kata Joseph.

Sriwijaya Air Travel Pass dilucurkan pada Mei 2018 lalu. Melalui program ini penumpang bisa menikmati layanan penerbangan domestik Sriwijaya Air sepuasnya selama tahun, cukup dengan membayar Rp 12 juta.

Adapun periode pembelian program itu bisa dilakukan dari 9 April 2018 hingga 9 Juni 2018. Sementara untuk periode terbangnya berlaku selama 12 bulan, terhitung setelah tanggal pembelian SJ Travel Pass.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com