Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[BERITA POPULER] Ribuan Rekening Diblokir Bank Mandiri | Ahok: Saya Sudah Cacat di Republik Ini

Kompas.com - 23/07/2019, 05:31 WIB
Ana Shofiana Syatiri

Editor

JAKARTA, KOMPAS.comBank Mandiri memblokir ribuan rekening nasabahnya yang memindahkan saldo tambahan saat error.

Artikel ini menjadi salah satu berita populer Kompas.com pada Selasa (23/7/2019) pagi ini.

Berikut lima berita populer Kompas.com yang layak menemani pagi Anda:

1. Ribuan rekening diblokir Bank Mandiri

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengaku telah memblokir 2.670 rekening nasabah setelah kejadian gangguan sistem IT perseroan Sabtu (20/7/2019) lalu.

Rekening nasabah tersebut diblokir lantaran tercatat menerima saldo tambahan dan telah memindahkannya ke rekening lain.

"Yang sudah transfer atau menarik uangnya sudah kami block, mungkin mereka tidak sadar bertambah, tapi jumlahnya sangat sedikit, 2.670 nasabah dari total 1,5 juta atau 10 persen nasabah yang mengalami gangguan," kata Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas, seperti dikutip dari Kontan.co.id, Minggu (21/7/2019).

Lantas apakah bank berlogo pita emas ini dapat meminta nasabah yang telah memindahkan saldo tambahannya? Nyatanya tak semudah itu.

Baca selengkapnya di sini.

2. Ahok: Saya tak mungkin jadi menteri

Ahok saat terima piagam penghargaan Roosseno Award pada Senin (22/07/2019)KOMPAS.com/VERRYANA NOVITA NINGRUM Ahok saat terima piagam penghargaan Roosseno Award pada Senin (22/07/2019)
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok mengatakan dirinya tidak mungkin menjadi menteri kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Hal ini karena dirinya sudah pernah terjerat kasus hukum.

"Saya tidak mungkin jadi menteri, saya kan sudah cacat di Republik ini. Bukan pesimistis, tapi saya memberi tahu fakta dan kenyataan," kata Ahok usai acara penghargaan Roosseno Award di Jakarta pada Senin (22/07/2019).

Ahok juga mengatakan bahwa dirinya tidak akan mungkin mengambil jabatan orang lain. Sebab, dia sadar namanya tak lagi harum.

Baca selengkapnya di sini.

3. Potensi tsunami Selatan Jawa dan Nyi Roro Kidul

Ilustrasi tsunamiShutterstock Ilustrasi tsunami
Viral informasi potensi tsunami selatan Jawa kini tengah meresahkan warga. Kajian yang disampaikan oleh BPPT menunjukkan bahwa wilayah Pantai Selatan (Pansela) Jawa-Bali berpotensi mengalami gempa megathrust dengan magnitudo 8,8 yang dapat memicu tsunami hingga 20 meter.

Namun, tahukah Anda bahwa tsunami pantai selatan Jawa sebetulnya sudah pernah terjadi sekitar 400 tahun yang lalu dalam skala yang luar biasa?

Fenomena itu terekam dalam mitos Nyi Roro Kidul, seperti diungkapkan oleh Eko Yulianto, pelacak jejak tsunami purba dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dalam film dokumenter LIPI yang berjudul "The Untold Story of Java Southern Sea".

Diwawancarai oleh Kompas.com via telepon, Sabtu (20/9/2019), Eko menuturkan bahwa pencarian jejak tsunami raksasa purba dimulainya ketika melakukan penelitian di lapangan dua hari setelah tsunami Pangandaran pada 2006.

Baca selengkapnya di sini.

4. Amien Rais singgung rekonsiliasi 55:45

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN)  Amien Rais (tengah) menunjukkan buku berjudul Jokowi People Power saat jeda pemeriksaan untuk Shalat Jumat di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (24/5/2019). Amien Rais diperiksa sebagai saksi atas kasus dugaan makar dengan tersangka Eggi Sudjana.ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais (tengah) menunjukkan buku berjudul Jokowi People Power saat jeda pemeriksaan untuk Shalat Jumat di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (24/5/2019). Amien Rais diperiksa sebagai saksi atas kasus dugaan makar dengan tersangka Eggi Sudjana.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Drajad Wibowo mengatakan, yang dimaksud pendiri partainya, Amien Rais, tentang pembagian porsi 55:45, adalah kursi di pemerintahan.

Drajad juga menjelaskan bahwa pembagian porsi demikian antara pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno merupakan salah satu syarat rekonsiliasi pasca-Pemilu 2019.

"Jadi, akan terjadi rekonsiliasi dukungan, yang disesuaikan juga dengan persentase suara resmi (perolehan suara parpol yang diumumkan KPU)," ujar Drajad saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/7/2019).

Baca selengkapnya di sini.

5. Kicauan Lisa Marlina sebut pelecehan seksual di Bali hal biasa

Ni Luh Djelantik, desainer ternama asal Bali berencana melaporkan Lisa Marlina, pemilik akun Twitter @lisaboedi karena dianggap melecehkan mertabat perempuan Bali.Kompas.com / RACHMAWATI Ni Luh Djelantik, desainer ternama asal Bali berencana melaporkan Lisa Marlina, pemilik akun Twitter @lisaboedi karena dianggap melecehkan mertabat perempuan Bali.
Ni Luh Djelantik, desainer ternama asal Bali, berencana melaporkan Lisa Marlina, pemilik akun Twitter @lisaboedi, karena dianggap melecehkan martabat masyarakat Bali.

Kasus ini berawal saat pemilik akun Twitter @lisaboedi menulis cuitan tentang Bali yang diunggah pada 20 Juli 2019 pukul 08.49 WIB.

"Di Bali itu enggak ada pelecehan seksual karena kalau dilecehkan ya senang-senang saja, mau menyalurkan hasrat pun gampang karena pekerja seks komersial dan lokalisasinya available setiap jengkal, modal sedikit dapat. Jadi enggak akan ada yang laporinlah," tulis Lisa Marlina.

Menanggapi cuitan tersebut, Ni Luh Djelantik yang juga politisi Partai Nasdem membagikan screnshoot cuitan tersebut di media sosialnya.

Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com