Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Tekstil Terbesar Indonesia Gagal Bayar Bunga Obligasi, Bank Mandiri Kaget

Kompas.com - 23/07/2019, 08:39 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Delta Merlin Dunia Textile, yang merupakan perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, secara mengagetkan tidak bisa membayar bunga obligasi yang jatuh tempo pada 10 Juli 2019. Padahal, entitas anak usaha Duniatex Group itu baru 4 bulan lalu menerbitkan obligasi senilai 300 juta dollar AS.

Gagal bayar kupon obligasi itu tak hanya mengagetkan investor, tetapi juga perbankan. Pasalnya, rekam jejak perusahaan ini ke para kreditor terbilang baik-baik saja.

Salah satunya adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) yang memiliki eksposure pinjaman bilateral ke Duniatex Grup.

“Kami juga kaget dengan berita itu,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmojo seperti dikutip dari Kontan.co.id, Selasa (23/7/2019).

Baca juga: Pengusaha Tekstil Bimbang Manfaatkan Insentif Pajak Super

Menurut Tiko, panggilan akrabnya, selama ini Duniatex belum pernah menunggak sekali pun dalam pembayaran kredit. Bank Mandiri sempat memiliki eksposure kredit sampai Rp 5,5 triliun untuk pengembangan usaha salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia.

Namun, sejak 2015 Bank Mandiri sudah melakukan penurunan eksposure kredit ke Duniatex, seiring perusahaan ini juga melakukan penurunan kewajibannya. Hingga akhir Desember 2018, kredit Bank Mandiri di grup ini sudah terpangkas menjadi tinggal Rp 3,5 triliun.

“Saat ini tersisa Rp 2,2 triliun karena tujuh bulan yang lalu mereka melakukan pembayaran Rp 1,24 triliun,” ujar Tiko.

Tak ingin berspekulasi terhadap kondisi perusahaan tersebut, manajemen Bank Mandiri kini dalam proses meminta keterangan atas kesulitan yang dihadapi oleh perusahaan tekstil yang bermarkas di Solo, Jawa Tengah, ini.

Baca juga: Menengok Saham Bank Mandiri Usai Heboh Saldo Nasabah Error

Tiko pun memastikan bahwa Bank Mandiri memiliki jaminan mesin dan tanah yang memadai atas kredit ke perusahaan yang dimiliki oleh Hartono, pengusaha gaek asal Solo ini.  

“Proses negosiasi restrukturisasi secara bilateral dengan debitor kini tengah dilakukan,“ ujar Tiko.

Sementara Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan bahwa proses meminta penjelasan atas kondisi terkini dari Duniatex tengah dilakukan.

“Dengan tahu apa masalahnya kami bisa memberikan ‘obat’ yang sesuai dengan masalah perusahaan, apakah restrukturisasi, pelonggaran pembayaran, pelunakan atau size streaming atas kreditnya,” ujar Rohan.

Jika merujuk analyst meeting Bank Mandiri pada 17 Juli 2019, Bank Mandiri mengaku telah menyiapkan cadangan atas eksposure kreditnya yang berasal dari aset tetap Duniatex yang dijaminkan atas utangnya dengan rasio mencapai 160 persen dari total utang. Bank Mandiri juga mengaku sudah bertemu dengan Duniatex sejak pekan lalu.

Baca juga: Sri Mulyani: Ekspor Tekstil Bodong Rugikan Keuangan Negara

Tak hanya Bank Mandiri. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) juga tercatat memiliki eksposure kredit ke Duniatex.  

BNI disebut memiliki eksposure kredit senilai Rp 789 miliar. Meski memiliki tagihan dalam kredit sindikasi ke Duniatex, manajemen BNI menampik jumlahnya segede Rp 789 miliar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com