Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ketidakpastian Global, Ini 4 Isu yang Harus Dicermati Investor

Kompas.com - 26/07/2019, 10:20 WIB
Desy Kristi Yanti,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi pasar finansial masih begitu dinamis. Hal ini terkait dengan ramainya isu perang dagang antara China dan AS.

Investment Specialist PT Manulife Asset Manajement Indonesia Dimas Ardhinugraha dalam laporannya, Jumat (26/7/2019) menuturkan, dalam kondisi seperti saat ini, investor di pasar finansial mengalami kesulitan untuk menentukan arah investasinya.

Untuk itu, dia menyarankan agar investor memfokuskan diri pada beberapa poin sebagai berikut.

1. Indikasi pertumbuhan ekonomi global yang melambat

Saat ini beberapa indikator ekonomi global seperti data manufaktur, data pesanan ekspor dan data perdagangan global melemah. Dalam hal ini, ada dua faktor yang mempengaruhi.

Faktor utamanya yakni, ketidakpastian perang dagang yang menyebabkan investor dan perusahaan-perusahaan menunda investasi. Faktor kedua, dilihat dari efek negatif yang ditimbulkan akibat bank sentral yang menaikkan suku bunga secara gobal pada tahun lalu.

Baca juga: IMF Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Ini dan 2020

2. Bank sentral secara global lebih akomodatif

Bank Sentral AS dan Bank Sentral Eropa beranjak lebih akomodatif untuk mendukung perekonomian secara global pada bulan kemarin. Dengan hal tersebut, tidak menutup kemungkinan akan terjadi penurunan suku bunga atau melakukan stimulus kebijakan-kebijakan lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global.

“Bank sentral negara Asia, seperti di India, Filipina, Malaysia, dan juga Australia, sudah mulai menurunkan suku bunganya. Oleh karena itu, menurut kami ini bisa menjadi suatu poin untuk memitigasi pelemahan ekonomi global yang terjadi saat ini,” ujar Dhimas.

3. Kondisi makroekonomi Indonesia tetap kondusif

Di tengah pelambatan ekonomi global yang terjadi saat ini, Indonesia lebih terlindungi, karena struktur ekonomi Indonesia tidak bergantung pada ekspor. Selain itu, pengelolaan fiskal dan moneter di Indonesia juga sangat baik.

Adapun, di tengah situasi ekonomi global yang tidak pasti, beberapa negara lain seperti, Brazil, Turki dan Meksiko justru mengalami penurunan rating. Sementara rating Indonesia mengalami kenaikan.

“Ini merupakan pencapaian yang sangat positif. Oleh karena itu kami tetap positif terhadap outlook ekonomi Indonesia kedepannya,” kata Dhimas.

 Baca juga: BI: Kenaikan Rating oleh Moodys, Prestasi Besar untuk Indonesia

4.Potensi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia

Tahun ini, rupiah sudah bergerak di level yang stabil. Bank Sentral AS juga berencana menurunkan suku bunganya.

Oleh karena itu, Dhimas melihat potensi bahwa Bank Indonesia juga ikut menurunkan suku bunganya.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, nyatanya pasar saham dan obligasi Indonesia masih menawarkan potensi investasi yang sangat menarik.

“Oleh karena itu, kita masih positif melihat outlook potensi pasar saham, dan obligasi di Indonesia,” tutup Dhimas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com