Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Saatnya Inovator Koperasi Berperan

Kompas.com - 12/08/2019, 05:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SELAIN para aktivis, pengurus dan manajer, kita butuh banyak inovator di gerakan koperasi. Sebabnya tantangan zaman ini berbeda dengan beberapa dekade lalu.

Modus dan model sharing economy atau collaborative economy yang tumbuh selaras dengan ekonomi digital membuat bisnis-ekonomi berubah. Para pakar bilang, disrupsi.

Perkembangannya tak lagi bisa dikalkulasi atau diproyeksi secara linier. Banyak perayaan kesuksesan di puncak gunung, namun juga banyak ratapan kegagalan di lembahnya.

Salah satu tandanya beberapa startup ternyata melahirkan dampak sosial yang besar. Dampak ini bukan sekedar making profit bagi si startup atau deliver benefit bagi user, tapi efek domino dari berbagai value baru yang tercipta.

Sebutlah lapangan kerja, peningkatan pendapatan, optimalisasi aset-aset menganggur, efisiensi rantai pasok, peningkatan standar layanan, penciptaan pasar baru dan lain sebagainya.

Dalam lanskap sosial-ekonomi baru semacam itu, kita sulit mencari presedennya pada dekade yang lalu. Rasanya itu baru kemarin terjadi dan memang demikian, bekerja secara akseleratif.

Tentu bukan sekedar glorifikasi buta, boleh jadi model itu salah satu dari the black swan yang sedang dan akan mengubah wajah ekonomi dunia sampai beberapa dekade mendatang.

Saya lihat tantangan baru seperti itu tak bisa direspons secara linier oleh para praktisi koperasi saat ini. Butuh peran lain untuk menggenapi yang sudah ada, yakni para inovator. Tak berlebihan untuk mengatakan hal itu. Beberapa pakar telah menawarkan proposal yang sama.

Eric Ries misalnya menulis The Lean Startup: How Today's Entrepreneurs Use Continuous Innovation to Create Radically Successful Businesses (2011), yang ditujukan bagi pelaku bisnis eksisting dan pemerintah.

Atau penulis lain Dan Toma, Esther E. Gons dan Tendayi Viki menulis The Corporate Startup: How Established Companies Can Develop Successful Innovation Ecosystems (2018). Proposal itu bukan ditujukan kepada pelaku startup, melainkan establish company atau existing business.

Selain para penulis Barat itu, sinyal yang sama juga dikirim oleh Presiden terpilih, Joko Widodo lewat pidato politiknya pada 14 Juli 2019 lalu. Beliau memahami betul layar panggung sudah beda dan karenanya kita harus memerankan lakon yang berbeda.

Secara lugas Jokowi sampaikan, “Kita harus mencari sebuah model baru, cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah-masalah yang kita hadapi dengan inovasi-inovasi”.

Inovator koperasi

Pertama kali saya pakai istilah “Inovator Koperasi” dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang Kerangka Kerja Inovasi Koperasi di Indonesia secara Berkelanjutan yang diselenggarakan Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI) di Purwokerto pada 6 Agustus 2019 yang lalu.

Forum itu dihadiri multi stakeholder, yakni praktisi koperasi, kampus/ peneliti, komunitas serta pemerintah (Kementerian Koperasi dan UKM, Bappenas, LPDB, Dinas Koperasi).

Premis yang saya ajukan pada kesempatan itu adalah, “Inovasi tak akan lestari tanpa inovator”. Ada studi kasus menarik bagaimana gerakan Credit Union (CU) di Indonesia telah mengadopi inovasi sebagai pilar keempat gerakan pada tahun 2012 lewat keputusan RATNAS Inkopdit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com