Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Saatnya Inovator Koperasi Berperan

Kompas.com - 12/08/2019, 05:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Levelnya dari yang termudah: 1. Desain dan Pemasaran; 2. Produk; 3. Pelayanan; 4. Pasar, Pelanggan dan Kanal; 5. Teknologi; 6. Proses Bisnis; 7. Manajemen; 8. Model Bisnis dan 9. Industri.

Dan seperti orang bilang, sebaiknya memulai pekerjaan dari yang mudah-mudah. Tujuannya untuk membangun keyakinan bersama (tim dan divisi lainnya) bahwa inovasi itu tak melulu sulit atau rumit. Ada hal-hal yang bisa diinovasi/ disempurnakan/ diperbaiki secara cepat.

Festival inovasi

Berbagai inovasi yang sedang dan telah dikerjakan oleh koperasi dalam satu tahun perlu sekali dipamerkan dalam sebuah festival. Seremoni semacam ini tetap perlu untuk menandai sebuah capaian bersama.

Peringatan tahunan Hari Koperasi bisa direka ulang kegiatannya dengan hal ini. Saya ingat Nancy Duarte (2016) pernah menulis dalam Illuminate: Ignite Change through Speeches, Stories, Ceremonies and Symbols, bagaimana membuat seremoni menjadi bagian penting dalam perubahan organisasi.

Selain untuk merayakan pencapaian, festival itu juga berfungsi sebagai ruang berbagi-pakai wawasan, pengalaman, praktik antar para pelaku. Proses belajar terjadi secara organis yang bisa mempercepat dan memperkaya satu sama lain.

Menjadi tidak berlebihan juga bila di Hari Koperasi mendatang perlu kiranya muncul penghargaan dengan kategori baru: Inovator Koperasi, Koperasi Inovatif dan Koperasi Model di samping penghargaan Bhakti Koperasi.

Seremoni dengan konten yang telah direka ulang itu akan menjadi ruang pembiasaan dan pembudayaan inovasi di gerakan koperasi tanah air. Ujungnya inovasi tak lagi dianggap sebagai barang baru atau hal asing, melainkan menjadi bagian dari dinamika perkoperasian sehari-hari.

Hasilnya inovasi akan berjalan secara berkelanjutan (sustainable), memiliki relevansi tinggi karena hadap masalah (problem solving) dan berdampak luas (do and share).

Just do it

Bila kita selenggarakan Akademi Inovator Koperasi tahun ini dengan output 100 inovator, akan lahir berbagai kebaruan di tahun mendatang. Kebaruan-kebaruan itu bisa saja belum memiliki payung hukum atau regulasi.

Pemerintah perlu hadir untuk menjamin dua hal: praktik inovasi dapat diselenggarakan koperasi dengan aman dan akseleratif. Dan sisi lain melindungi hak anggota dan masyarakat atas potensi resiko dari suatu inovasi. Perlu dibuat semacam protokol setingkat peraturan menteri agar tak terjadi trade off.

Keberadaan protokol itu bukan sekedar menjawab kepastian hukum, yang cenderung akan berhati-hati dan akhirnya menghambat, namun harus ditujukan untuk mendorong inovasi terjadi.

Sebutlah misalnya pada salah satu isu yang high risk: permodalan. Koperasi harus didorong untuk menginovasi instrumen permodalannya termasuk mekanismenya. Misalnya equity crowd funding dan sejenisnya.

Hari ini sangat memungkinkan partisipasi modal itu dilakukan secara online atau digital. Tak perlu tanda tangan basah di atas materai, cukup klik ini-itu di layar ponsel dan terjadi capital in/ out.

Tapi, kita selalu memahami di mana seringkali praktik terjadi lebih dulu daripada payung regulasi.

Kontroversi GoJek beberapa tahun lalu, tentang status sah-tidaknya motor sebagai sarana transportasi publik, adalah contohnya. GoJek telah mengaspal lebih dulu, barulah pemerintah menerbitkan aturan mainnya. Artinya, bagi para inovator, just do it.

Soal regulasi biar pemerintah yang memikirkannya untuk kita. Tugas dan peran kita adalah, "… Mencari sebuah model baru, cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi …" persis seperti maklumat Jokowi di atas.

Saya rasa Menteri Koperasi mendatang harus memahami betul hal itu. Break the rules!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com