Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Saatnya Inovator Koperasi Berperan

Kompas.com - 12/08/2019, 05:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Yang menarik adalah Robby Tulus telah sampaikan insight tersebut tahun 2011 pada Forum Inkopdit, bertepatan dengan apa yang terjadi di dunia industri bila merujuk rekomendasi Eric Ries di awal tulisan.

Sayangnya, pilar inovasi itu nampaknya tak berjalan secara massif dan akseleratif. Boleh jadi sebabnya karena CU abai untuk mencetak para inovatornya.

Inovasi sebagai praktik yang seringkali terlihat “belum jelas” membutuhkan energi ekstra untuk mengawalnya. Bukan hanya merespon lingkungan yang dinamis dengan aneka pendekatan baru, melainkan juga menghadapi berbagai bottle neck di internal koperasi atau gerakan.

Tanpa peran dan dukungan kelembagaan, agenda itu pasti akan menguap ditelan rutinitas dan prioritas bisnis berjalan.

Para Inovator Koperasi karenanya harus dicetak secara sengaja alih-alih alamiah. Merekalah yang akan menjadi pembawa obor bagi koperasi dan komunitasnya. Sebagai permulaan mereka bisa kita lahirkan dari rahim Akademi Inovator.

Mereka bisa berasal dari aktivis, praktisi, akademisi, peneliti atau lainnya. Selepas itu mereka bisa berhimpun bersama di Cooperative Innovation Hub (CIH) atau Simpul Inovasi Koperasi (sekali lagi "simpul", bukan "pusat") yang dijangkarkan di kampus-kampus. Baca juga tulisan saya sebelumnya: Membangun Ekosistem Inovasi pada Koperasi.

Semacam formula

Lalu apa yang harus mereka kerjakan? Ini formulanya: (Kolaborasi + Inovasi) x Kecepatan. Kolaborasi menandai pendekatan berbasis ekosistem. Inovator tak harus seorang inventor atau penemu yang soliter berada di laboratorium. Sebaliknya orang yang secara aktif membangun ekosistem lingkungannya (ecosystem enabler).

Dalam perjumpaan seperti itulah inovasi dihasilkan sehingga bersifat hadap masalah.

Peran kedua adalah mengembangkan aneka inovasi dalam dua dimensi: sustaining innovation bagi koperasi eksisting dan disruptive innovation dengan mengembangkan model baru.

Kedua peran itu harus dilakukan dengan ritme kecepatan tertentu. Di sinilah para inovator bisa mengadaptasi pendekatan dan metode bisnis startup seperti yang direkomendasikan Eric Reis dan Dan Toma.

Salah satu yang khas dari metode startup contohnya penggunaan Design Thinking, Business Model Canvas dan tersedianya Minimum Viable Product (MVP). Dengan MVP, kecepatan bisa diraih.

Aneka metode baru seperti itu perlu diperkenalkan sebagai cara untuk meretas stagnasi berpikir dan berimajinasi.

Pada awalnya berbagai metode itu mungkin terdengar asing. Namun tak perlu berkecil hati, karena semuanya bisa dipelajari dan akan menjadi terbiasa saat digunakan berulang kali.

Agar tidak menimbulkan frustrasi di internal koperasi, para pengambil keputusan (Pengurus dan Manajer Puncak) bisa menyiapkan orang atau tim khusus, sebutlah Tim Inovasi Koperasi. Sehingga berbagai alih pengetahuan-keterampilan baru itu tak akan menganggu ritme organisasi dan bisnis yang sedang berjalan.

Tim ad hoc itu langsung bertanggungjawab kepada Pengurus atau Manajer Puncak.

Tim bisa bekerja dengan mengacu pada Piramida Inovasi yang berisi level inovasi dari yang paling mudah dengan dampak terbatas, sampai yang paling sulit dengan dampak maksimal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Whats New
Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Whats New
Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com