Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Sri Mulyani Jadi Menteri Apa | Harga Mobil Listrik

Kompas.com - 16/08/2019, 06:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita tentang posisi Sri Mulyani Indrawati dalam kabinet baru Presiden Joko Widodo menjadi berita populer. Ada pula berita tentang ekonomi China yang tertekan perang dagang.

1. Kabinet Baru Jokowi, Sri Mulyani Cocoknya Jadi Menteri Apa?

Menteri Keuangan Sri Mulyani dinilai memiliki kinerja bagus selama periode pertama pemerintahan presiden Joko Widodo.

Sejumlah pihak ingin agar Sri Mulyani dipertahankan sebagai menteri. Lantas, posisi apa yang cocok untuknya?

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyebut, Sri Mulyani cocok mengisi posisi Menteri Koordinator Perekonomian pada kabinet pemerintahan kedua Presiden Joko Widodo 2019-2024.

Baca selengkapnya di sini.

2. Dua Lembaga Ini Akan Naik Status Menjadi Kementerian?

Teka-teki struktur kabinet pemerintahan 2019-2024 mulai terjawab. Hal ini setelah Presiden Joko Widodo mulai terbuka tentang 4 hal baru pada kabinet periode kedua pemerintahannya.

Salah satu hal baru itu yakni akan adanya duakementerian baru yakni Kementrian Investasi danKementerian Digital dan Ekonomi Kreatif.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira meyakini dua kementerian baru itu merupakan lembaga non-departemen saat ini.

Baca selengkapnya di sini.

3. Perang Dagang Kian Tekan Ekonomi China

Perang dagang bisa jadi tengah mengalami jeda, namun China masih harus berjuang dengan kondisi perekonomian yang kian melambat akibat perselisihan perdagangan dengan Amerika Serikat.

Seperti diktip dari CNN, Rabu (15/8/2019), output produksi industri yang merupakan salah satu indikator penting perekonomian China, hanya tumbuh sebesar 4,8 persen pada Juli jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Biro Statistik Nasional China mengungkapkan, pertumbuhan tersebut adalah yang terendah selama 17 tahun.

Baca selengkapnya di sini.

4. Efek Perang Dagang Terhadap Investasi Reksa Dana

Perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia yaitu Amerika Serikat dan China yang bermula pada awal 2018 ternyata masih berlanjut hingga pada tahun 2019 ini.

Tidak hanya saling ancam, kedua negara juga saling menetapkan tarif bea masuk untuk ekspor impor antar negara.

Bagaimana efek dari perang dagang terhadap investasi reksa dana?

Baca selengkapnya di sini.

5. Ada Insentif, Perbedaan Harga Mobil Listrik dengan Konvensional Bisa Tinggal 10 Persen

Pemerintah resmi menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

Dalam beleid tersebut, tercantum berbagai insentif fiskal maupun non-fiskal yang ditujukan untuk percepatan program KBL Berbasis Baterai di Indonesia.

Beberapa insentif fiskal antara lain, insentif bea masuk impor, insentif pajak penjualan barang mewah (PPnBM), insentif pembiayaan ekspor, hingga insentif superdeduction tax untuk kegiatan vokasi dan penelitian di industri kendaraan listrikberbasis baterai.

Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com