Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilanda Resesi, Menteri Ekonomi Argentina Mengundurkan Diri

Kompas.com - 19/08/2019, 07:09 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber BBC

BUENOS AIRES, KOMPAS.com - Menteri Ekonomi Argentina Nicolas Dujovne memutuskan untuk mengundurkan diri di tengah krisis keuangan yang diperburuk dengan kekelahan presiden yang tengah menjabat dalam pemilu primer.

Dikutip dari BBC, mata uang Argentina, peso, merosot 20 persen jika dibandingkan dengan dollar AS setelah Presiden Mauricio Macri dilanda kekalahan besar pekan lalu.

Dalam suratnya kepada Presiden, Dujovne mengatakan dirinya telah melakukan segalanya yang dia mampun.

Baca juga: Resmi, Indonesia akan Ekspor Buah ke Argentina 

Sebagai informasi, sebelumnya dalam pemilu Presiden Macri dikalahkan oleh pesaingnya yang berasal dari sayap kiri Alberto Fernandez. Calon wakil presiden dari Fernandez adalah Christina Fernandez de Kerchner yang merupakan mantan presiden dan dikenal dengan gaya pemerintahannya yang proteksionis serta campur tangannya dalam perekonomian yang cukup besar.

Di dalam pemilu primer, pasangan sayap kiri tersebut menang dengan 47,7 persen suara sementara Macri menerima 32,1 persen suara.

Paska pengumuman hasil pemilu utama tersebut, lembaga pemeirngkat Fitch dan Standard and Poor's menurunkan peringkat utang negara tersebut di tengah munculnya kekhawatiran kemungkinan gagal bayar di masa yang akan datang.

Beberapa hari setelah kekalahan itu, Macri mengumumkan serangkaian tindakan termasuk melakukan pemotongan pajak penghasilan dan pajak subsidi kesejahteraan. Macri pun mengambil tindakan pembekuan harga bensin dalam 90o hari mendatang.

Adapun di sisi lain, Duvojne mengatakan tim ekonomi pemerintah perlu untuk melakukan pembaruan secara signifikan.

"Saya percaya pengunduran diri saya sesuai dengan tempat saya di pemerintahan yang mendengarkan rakyat dan bertindak sesuai," ujar dia dalam suratnya.

Baca juga: Darmin Tawari Wapres Argentina Pesawat Buatan PT DI

Dia akan digantikan oleh Hernan Lacunza, pejabat perekonomian yang memegang kendali atas Provinsi Buenos Aires. Perubahan kabinet pemerintahan pun dikabarkan bakal dilakukan dalam beberapa hari ke depan.

Adapun sebelumnya, Presiden Macri terpilih pada 2015 lalu dengan janji kampanye bakal meningkatkan perekonomian Argentina dengan reformasi ekonomi liberal.

Setelah mengambil alih kekuasaan, dia berusaha untuk mengembalikan kepercayaan internasional pada perekonomian negara tersebut dengan melakukan pemotongan anggaran dan menghapus subsidi.

Hingga kemudian pada Mei 2018 lalu, Argentina mengajukan utang kepada IMF senilai 50 miliar dollar AS dari Dana Moneter Internasional. Kesepakatan tersebut dinegosiasikan oleh Duvojne.

Saat ini, Argentina dihadapkan pada resesi dan mencatat inflasi sebesar 22 persen untuk paruh pertama tahun ini. Angka tersebut termasuk tingkat inflasi tertinggi secara global. Selain itu, lebih dari sepertiga populasi di negara itu tengah hidup dalam kemiskinan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com