Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Neraca Perdagangan Pertanian Surplus, Pengamat: Impor Menurun

Kompas.com - 23/08/2019, 09:17 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik mencatat volume ekspor pertanian sejak 2014-2018 naik sebanyak 9 sampai 10 juta ton dan neraca perdagangan pertanian surplus.

Lebih lanjut, terdapat penurunan kebutuhan impor pada beberapa sektor pangan, misalnya jagung dan beras.

Pengamat Ekonomi Politik Pertanian Universitas Trilogi Muhammad Karim menegaskan, upaya ini merupakan hasil kerja keras Kementerian Pertanian (Kementan) era Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

"Dulu impor jagung 3,5 juta ton per tahun, pada 2016 impor turun drastis dan 2017 tidak ada impor jagung pakan ternak, bahkan selanjutnya 2018 sudah ekspor 340 ribu ton," ujar Karim melalui rilis tertulis, Jumat (23/8/2019).

Baca juga: Kementan Dorong Pasar Ekspor Melalui Layanan Sarita

Selain itu, lanjut Karim, Indonesia juga berhasil mewujudkan surplus beras pada 2018.

"Data Kerangka Sampling Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Indonesia surplus beras sebanyak 3,3 juta ton pada 2018. Memang Indonesia pernah impor, tapi itu keputusan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) untuk berjaga-jaga dampak El Nino terbesar pada 2015," bebernya.

Terkait bawang putih, Karim justru mengapresiasi era kabinet sekarang, karena sudah 23 tahun terakhir Indonesia bergantung pada barang impor.

Apalagi, jelas Karim, era sekarang memiliki program wajib tanam bagi importir bawang putih dan ditargetkan akan swasembada pada 2021.

Baca juga: Kementan Terus Dorong Petani Ikut Asuransi Usaha Tani Padi

"Tolong juga tengok kinerja Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian, harga konstan pada 2014 dengan angka hanya Rp 880,40 triliun, kemudian naik menjadi Rp 1.005,40 triliun pada 2018," terangnya.

Karim menambahkan sektor pertanian juga berhasil menurunkan inflasi kelompok pengeluaran bahan makanan pada 2014 sebesar 10,57, kemudian turun menjadi 1,69 pada 2018.

Kemudian, penduduk miskin di pedesaan juga menurun dari 14,17 persen pada tahun 2014 menjadi 13,2 persen pada tahun 2018.

Ilustrasi petaniKOMPAS / AGUS SUSANTO Ilustrasi petani

Utamakan hasil petani

Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menekankan bahwa yang perlu digarisbawahi adalah rakyat Indonesia tidak suka impor dan mengutamakan konsumsi dari hasil petani sendiri.

"Jadi janganlah publik dibawa-bawa ke upaya untuk impor. Indonesia sudah swasembada dan bahkan ekspornya melejit," ujar Karim.

Untuk diketahui, sambung Karim, bahwa perdagangan dunia semakin terbuka sehingga tidak mungkin dengan sistem ekonomi tertutup, maka tidak tabu mengadakan ekspor dan impor.

Di Negara manapun juga begitu, jelas Karim, misalnya tengok saja China dengan penduduk besar, tapi tetap melakukan impor pangan dalam jumlah besar.

Baca juga: Bappenas: Program Kementan Terbukti Memacu Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Halaman:


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com