Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Ekonomi Digital, Keamanan Siber Harus Ditingkatkan

Kompas.com - 14/09/2019, 17:16 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dipandang perlu meningkatkan keamanan siber. Sebab, Indonesia saat ini tengah menikmati perkembangan ekonomi digital.

Namun, kejahatan siber tetap menghantui. Oleh sebab itu, persoalan ini perlu diselesaikan agar perkembangan ekonomi digital Indonesia dapat tumbuh secara optimal.

Sepanjang tahun 2018, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat ada 225,9 juta serangan siber yang terjadi di Indonesia. Sebanyak 40 persen di antaranya masuk ke dalam kategori serangan Malware.

Menurut Communication & Information System Security Research Center (CISSRec), serangan ini telah merugikan ekonomi Indonesia hingga Rp 400 triliun.

Baca juga: Cegah Pencurian Data, Keamanan Siber Harus Ditingkatkan

Menurut Sry Aprina, Team Leader PT Virtus Technology Indonesia (VTI) untuk solusi di Network Security, perkembangan teknologi digital saat ini membuat lanskap IT secara keseluruhan menjadi semakin kompleks.

"Kompleksitas ini tentu menjadi tantangan tersendiri untuk para pelaku bisnis di bidang IT di Indonesia," tutur Sry dalam keterangannya, Sabtu (14/9/2019).

Sementara itu, Ong Tee Kok, Partner Business Strategist South East Asia Micro Focus menerangkan, pelaku usaha dapat menerapkan Cyber Security Threat Monitoring (CSTM) untuk mencegah kejahatan siber. Namun, ada tantangan terkait penerapan CSTM.

“Salah satu tantangan dalam pembangunan solusi CSTM adalah nilai investasi yang cukup besar pada pengadaan teknologi, pembangunan proses operasional yang optimal, serta pengadaan sumber daya manusia untuk mengoperasikannya," sebut Ong.

Baca juga: Waspada, Kejahatan Siber Masih Ancam Nasabah Bank

Ia mengatakan, seringkali kendala keterbatasan kemampuan sumber daya manusia di internal
perusahaan menyebabkan CSTM tidak dapat dioperasikan secara secara maksimal.

Adapun Chief Technology Officer perusahaan penyedia layanan teknologi Korelasi Persada Indonesia Paulus Tamba menyatakan, pihaknya menyedikan olatform CSTM yang mudah diaplikasikan.

"Tidak hanya mudah untuk diaplikasikan, sistem layanan berlangganan (subscription based) kami juga dapat memungkinkan pengguna untuk mengeluarkan modal lebih murah dan langsung menyediakan hasil laporan terjadwal dan situasional atas infrastruktur bisnis yang dijalankan oleh pengguna," terangnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com