Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netflix Tolak Dicaplok Jeff Bezos, Bagaimana Ceritanya?

Kompas.com - 23/09/2019, 19:14 WIB
Rina Ayu Larasati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan penyedia layanan streaming film dan serial Netflix ternyata pernah menolak untuk diakuisisi oleh CEO dan pendiri Amazon Jeff Bezos.

Bagaimana ceritanya?

Dikutip dari CNBC, Senin (23/9/2019), saat itu musim panas tahun 1998 dan Netflix baru berusia dua bulan setelah diluncurkan. Kala itu, Netflix masih menyediakan layanan langganan film lewat surat.

Pendiri Netflix, Reed Hastings dan Marc Randolph mendapat panggilan telepon dari Aamazon.

"Jeff (Bezos) ingin bertemu dengan kami," jelas Randolph.

Randolph, yang pada saat itu menjabat CEO, ingat dia dan Hastings bersemangat untuk bertemu dengan Bezos. Ketika itu, Bezos baru mulai memperluas situs Amazon, tak hanya melayani penjualan buku.

Baca juga: Di Netflix, Karyawan Malah Didorong untuk Wawancara Kerja dengan Perusahaan Lain

Saat itu, Amazon baru berusia empat tahun dan setahun sebelumnya memulai debutnya di pasar saham, mengumpulkan 54 juta dollar AS.

Kala itu pun Bezos berada di bawah tekanan investor. Ia sangat ingin melakukan akuisisi secara agresif guna mengekspansi perusahaan. 

Randolph dalam memoarnya menyebut Amazon ingin menjadi semacam toko serba ada.

"Pada titik itu, (Amazon) memiliki pendapatan hampir 100 juta dollar AS dari penjualan buku," kata Randolph.

Randolph dan Hastings tahu mereka harus bertemu dengan Bezos dan timnya di Seattle, Amerika Serikat.

Akan tetapi, mereka terkejut dengan apa yang mereka temukan di kantor Amazon. Randolph mengingat kala itu kantor Amazon seperti kandang, saking sempit dan reyotnya.

“Orang-orang terjepit di sana. Meja-meja itu semua pintu, seperti pintu kayu tua di tiang kayu. Jeff ada di ruangan bersama empat orang lainnya," kenang dia.

Baca juga: Catatkan Laba Tak Sesuai Ekspektasi, Harga Saham Netflix Terkoreksi

Randolph mengatakan tidak butuh waktu lama baginya dan Hastings untuk mengetahui bahwa Bezos ingin membeli Netflix untuk memulai masuknya Amazon ke pasar video.

Dan setelah pertemuan berakhir, tim Bezos menawarkan Netflix dengan angka yang menurutnya terlampau murah.

"Ketika seseorang menggunakan 'delapan angka rendah,' itu artinya hampir delapan angka. Itu berarti sekitar 14 juta hingga 16 juta dollar AS," cerita Randolph.

Tetapi mengingat Netflix baru berusia dua bulan, itu adalah angka yang cukup signifikan untuk jumlah pekerjaan yang pendek. Randolph memiliki 30 persen saham perusahaan, sementara Hastings memiliki 70 persen.

Keduanya akan meraup beberapa juta dollar AS bila menerima tawaran tersebut.

Dalam perjalanan pulang, Randolph mengatakan bahwa mereka membahas pro dan kontra penjualan.

Pro terbesar adalah bahwa perusahaan yang mereka miliki belum menghasilkan uang, tidak memiliki model bisnis yang berulang, terukur atau menguntungkan, sementara mereka melakukan banyak bisnis dengan biaya yang tinggi.

Selain itu, mereka berdua tahu bahwa jika mereka tidak menjual ke Amazon, mereka akan segera bersaing dengannya.

Baca juga: Saham Netflix Diburu Investor, Indeks Nasdaq Sentuh Rekor Baru

Namun terlepas dari itu, baik Randolph dan Hastings juga tahu bahwa mereka 'berada di ambang sesuatu.' Netflix memiliki situs yang berfungsi, tim yang cerdas, dan bekerja sama dengan beberapa produsen DVD. 

Randolph dan Hastings memutuskan bahwa sepertinya bukan saat yang tepat untuk menyerah dan menolak kesepakatan itu dengan sopan.

Pertemuan itu juga memicu mereka untuk memikirkan cara-cara baru untuk keluar dari penjualan DVD dan meminta orang-orang menyewa dari mereka, karena mereka tahu Amazon akan menjadi pesaing besar dalam penjualan DVD.

Keputusan mereka terbayar. Saat ini, Netflix adalah perusahaan internet terbesar keenam di dunia berdasarkan pendapatan, yang memiliki pendapatan melebihi  15,7 miliar dollar AS pada tahun 2018.

Sementara, Amazon adalah perusahaan internet terbesar kedua di belakang Alphabet Inc, induk perusahaan Google.

Netflix juga telah berkembang dari perusahaan rental film menjadi perusahaan streaming dan produksi yang memproduksi konten asli pemenang penghargaan, dengan lebih dari 151 juta pelanggan di seluruh dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com